Tugas : Kelompok
Dosen : Dra. Nurmiani
Abidin, MH.
MAKALAH
ETIKA DAN PERILAKU
(PEDOMAN SIKAP PERILAKU
MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI)
KELOMPOK 5
KELAS : 2F
WIWIEK KARTIKASARI
M. 14179247
PARWATI 14179234
SRI ROSITA 14179245
DWIYATNA INDAH SARI 14179220
ADL MAREO JAELANI 14179274
WIRA EKO ZAKARIA 13179005
STIM NITRO MAKASSAR
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Pedoman Sikap Perilaku
Mahasiswa di Era Globalisasi”.
Dalam
tiap Subbab dalam Makalah ini kami membahas materi informasi yang sesuai dengan
materi yang diberikan. Makalah ini disajikan secara sistematis sehingga
memudahkan mahasiswa untuk memahaminya. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik serta kritik yang
dapat membangun kami untuk menjadi lebih baik. Kritik yang konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar,
7 Juni 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini kita sedang memasuki era globalisasi. Istilah ini berasal dari 2 kata
yaitu era yang berarti tarikh masa atau yang sering kita sebut zaman dan
globalisasi berarti proses menglobal, proses membulat,proses mendunia. Jadi
zaman yang di dalamnya terjadi proses mendunia. Era globalisasi juga sering
disebut dengan zaman modernisasi. Mochtar Buchori mengatakan :
Era globalisasi ialah proses yang
mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional
semata-mata ke arah cara hidup dengan wawasan global. Dalam wawasan ini dunia dipandang
sebagai suatu sistem yang utuh, bukan sekedar sebagai kumpulan dari
keping-keping geografis yang bernama ‘negara’
atau ‘bangsa’. Dalam situasi
kehidupan yang bersifat global ini gejala dan masalah tertentu hanya dapat
dipahami dan diselesaikan dengan baik apabila mereka meletakkan dalam kerangka
yang bersifat global, bukan dalam kerangka lokal, nasional atau regional. (
1993 : 140 )
Perdana Menteri Perancis François Fillon dalam haian Kompas mengungkapkan , “
Era globalisasi bukan hanya sekadar era yang terkait dengan pasar bebas dan
kebebasan untuk memperkaya negara masing-masing, melainkan era globalisasi
adalah era ketika hak asasi manusia dan demokrasi dijunjung tinggi. ” ( 2011 :
5 )
Dengan adanya era globalisasi, di Indonesia sudah banyak terjadi perubahan –
perubahan yang terjadi. Mulai dari pola pikir , pakaian, pergaulan,
kebiasaan dan lain – lain. Yang mungkin bisa dikatakan kebarat – baratan dan
mungkin beberapa dari hal tersebut jauh dari nilai kesopanan.
Segala sesuatu selalu memiliki dampak positive dan negative. Begitu pula dengan
globalisasi. Dampak positive globalisasi bagi Negara kita adalah globalisasi
membawa Indonesia kea rah kehidupan yang lebih damai, adil & sejahtera. Dampak
negativenya ialah menimbulkan kecemasan karena telah mempangaruhi gaya hidup
seperti yang telah disebutkan tadi. Dalam makalah ini, akan dibahas tentang apa
yang harus dilakukan mahasiswa menghadapi dampak dari era globalisasi
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang
sedang menjalani pendidikan
tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia
telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Miasalnya, di
Indonesia pada Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.
PERAN MAHASISWA TERHADAP MASYARAKAT
Memahami seluk beluk hubungan antara manusia
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat dan
setelah menelaah peran mahasiswa terhadap masyarakat ini maka terlihat bahwa
sikap yang mereka miliki dan sejauh mana mereka dapat dipengaruhi. Perlunya
komunikasi dalam kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Peroses komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada
komponen-komponen yang terlibat didalamnya, oleh karena itu untuk mencapai
proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen-komponen
penting yang sudah mutlak harus ada.
Dalam kegiatan bermasyarakat perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat, artinya kegiatan ini akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang bermasyarakat (sepuluh orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang di komunikasikan. Komunikasi bermasyarakat bersifat transaksional, artinya komunikasi pada dasarnya menurut dau tindakan : memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut perlu dilakukan secara seimbang atau proporsioanal oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi bermasyarakat.
Dalam kegiatan bermasyarakat perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat, artinya kegiatan ini akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang bermasyarakat (sepuluh orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang di komunikasikan. Komunikasi bermasyarakat bersifat transaksional, artinya komunikasi pada dasarnya menurut dau tindakan : memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut perlu dilakukan secara seimbang atau proporsioanal oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi bermasyarakat.
Bila ditinjau dari sisi bahan baku pembuatan
sampah plastik dengan jumlah total konsumsi plastik dalam satu tahun maka
dibutuhkan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon sebagai bahan baku
dasarnya. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan jika ditnjau dari sudut
pelestarian lingkungan, belum lagi ditambah dengan bahaya yang dapat
ditimbulkan dari sampah produk berbahan plastik yang tidak didaur ulang dengan
proses yang benar.
Program berbasis alam merupakan inisiatif dari mahasiswa yang kesuksesannya didukung oleh banyak pihak, terutama oleh masyarakat itu sendiri. Karena selain memberikan dampak yang baik pada lingkungan, program ini juga dapat menguntungkan masyarakat.
Program berbasis alam merupakan inisiatif dari mahasiswa yang kesuksesannya didukung oleh banyak pihak, terutama oleh masyarakat itu sendiri. Karena selain memberikan dampak yang baik pada lingkungan, program ini juga dapat menguntungkan masyarakat.
MAHASISWA: ANTARA STATUS DAN PERAN
Pengertian “Mahasiswa” adalah
golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai
identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai
insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas
mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun
sebagai warga bangsa dan negara.
Siapa Mahasiswa ?
Siapa Mahasiswa ?
Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha”
dan “siswa”. Maha berarti besar atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang
sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk pada suatu kelebihan tertentu
bagi penyandangnya. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan
bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan
tinggi tertentu yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan /
atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Dengan demikian, mahasiswa adalah
anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “elit” intelektual dengan
tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai
dengan “tridarma” lembaga tempat ia bernaung.
Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.
Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral
Bagaimana bentuk peran mahasiswa?
• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.
Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia
Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.
Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral
Bagaimana bentuk peran mahasiswa?
• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.
Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia
Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan
berbangsa dan bernegara, merupakan diskursus yang menarik sepanjang dinamika
kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan
mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat aktif pada
posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa
di negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya
representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan
tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi mereka
dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di
Indonesia.
Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa,
yang harus diperhatikan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan
mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan
intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk
memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang
mahasiswa kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang
menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya
sebagai agent of social change dan man of analysis, menjadi jargon yang
dimitoskan.
Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi
dan menonjol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada
kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era 1960-an.
Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran
peran, peran penggagas tidak lagi menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada
sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada. Dekade 1950-an
dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai
penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran
politik profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat
itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910,
1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai
lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai
politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa mengikuti
pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran.
Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an,
menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari kaum intelektual (mahasiswa)
sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun
1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang
dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan
merosot bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam
sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat
tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an
dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai
sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran sosial ini,
terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru.
Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak
gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya mendapat dukungan kekuatan-kekuatan
establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju terbentuknya keuatan
orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih
memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat
kebobrokan dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin.
Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI
disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik.
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana
mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat
Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan
hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis
serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian
hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat
yaitu :
Peran moral
Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya, tidak dapat memberikan
contoh dan keteladanan yang baik dan telah meninggalkan amanah dan tanggung
jawabnya sebagai kaum terpelajar. Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi
pada hedonisme (hura – hura dan kesenangan), lebih suka mengisi waktu luang
mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu tentang peruban di negeri ini,
dan jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan
kompetisi (entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan
dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal –
hal yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat, maka mahasiswa semacam ini adalah
potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
·
Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam
atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh
sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh
serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat
penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa
melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan
sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun
materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Betapa peran sosial mahasiswa jauh
dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang
tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan
mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang
tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.
·
Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat
dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai
membuat mahasiswa itu lupa bahwa mahasiswa adalah insan akademik. Mahasiswa
dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua
pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka
sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan
keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.
·
Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena
disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi
pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang
sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa
ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran
dengan pemerintah langsung di cap sebagai kejahatan terhadap negara.
Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang
kritis dan berseberangan dengan kebijakan pemerintah yang melarang keras
mahasiswa beraktifitas politik. Dan kebijakan ini terbukti ampuh memasung
gerakan – gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk dengan kegiatan
rutinitas kampus sehinngga membuat mahasiswa terpenjara oleh system yang ada.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Dampak Globalisasi
Banyak orang yang berbicara tentang globalisasi. Tetapi, tidak banyak juga yang
mengetahui tentang globalisasi itu sendiri. Banyak orang yang tidak mengetahui
dampak globalisasi secara dalam. Seperti yang dijelaskan diatas tadi,
globalisasi tidak hanya membawa dampak positov bagi Indonesia tetapi juga
membawa dampak negative. Dan makalah ini akan membahas tentang dampak negative
tersebut. Dampak negative era globalisasi adalah cultural shock dan cultural
lag.
Mahasiswa Era Globalisasi
Sebelum membahas peran mahasiswa di era globalisasi, kita perlu mengetahui arti
dari kata mahasiswa tersebut. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) . Mahasiswa menurut Knopfemacher
(dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam
keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat),
dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual. Menurut Hartono :
Mahasiswa merupakan masa depan suatu
negara, yang memiliki sifat mutlak memajukan bangsa dan sesuai dengan aplikasi
ilmu yg dimiliki serta menjadikan sesuatu inovasi menjadi acuan pemikiran
sehingga mampu bersaing dengan negara lain sesuai dengan perkembangan
zaman.Mahasiswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu di suatu perguruan
tinggi, membawa nama almamater kampus mengikuti dinamika akademik dalam setiap
periode dengan sistem semester. ( 2011 : 25 )
Kita telah mengetehui sedikit apa itu mahasiswa. Selanjutnya akan di bahas
menganai perannya di era globalisasi sekarang. Peran mahasiswa di era
globalisasi adalah sebagai agent of change dan selain itu mahasiswa juga
meruakan calon pemimpin di masa yang akan datang.
Dalam era globalisasi ini banyak mahasiwa yang terjerumus dalam dampak negative
dari era globalisasi yang telah disebutkan di atas. Karena mahasiswa sebagai
agen perubahan dan pemimpin di masa depan, maka banyak harapan pada mahasiswa
agar membentengi dirinya dari dampak negative yang terus menerus masuk ke
Negara Indonesia tersebut. Heri mengatakan, “ Dalam situasi yang senantiasa
tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktiv mahasiswa
sebagai kekuatan moral, control social, dan agen perubahan dalam segala aspek
pembangunan nasional.” ( 2011 : 7 )
Kepemimpinan mahasiswa saat ini ditunggu oleh masyarakat, baik saat ia masih
mahasiswa maupun saat ia sudah menjadi alumi perguruan tinggi. Saat menjadi
mahasiswa, kepemimpinan ini bisa dilatih dan dibentuk, adalah tanggung jawab
lembaga kemahasiswaan untuk mampu menciptakan sebanyak-banyaknya mahasiswa yang
memiliki karakter pemimpin dengan berbagai macam aktivitas.
Diharapkan regenerasi kepemimpinan bisa terbentuk sehingga akan ada banyak
calon pemimpin masa depan negeri ini. Selain itu, mahasiswa juga bisa memimpin
masyarakat dengan membangun opini yang positif dan solutif sehingga memberikan
inspirasi kepada masyarakat untuk bergerak dan berubah. Hartono mengatakan ,”
Pikiran serta ide intelektual muda merupakan buah pikiran emas dalam
menyongsong pembangunan. “ ( 2011 : 25 )
Negara Indonesia sangat berharap pada mahasiswa sekarang agar dapat membawa
indoesia kedepannya , dan berharap mahasiswa bisa memilah mana yang baik dan
mana yang buruk di era globalisasi ini. Harapan tersebut semoga dapat
memotivasi mahasiswa agar dapat memiliki tanggung jawab terhadap bangsa ini ke
depannnya . Menutur Dokter Johannes :
Harapan masyarakat pada mahasiswa
adalah sesuatu yang wajar. Mengingat mahasiswa adalah calon intelektual, maka
dengan demikian mahasiswa mendapat tugas dari masyarakat. ( 2007 : 227 )
Banyak harapan untuk mahasiswa saat ini membawa Indonesia jauh dari dampak
negative dari era globalisasi ke depannya.
BAB III
PENUTUP
Saat ini Negara Indonesia sedang memasuki Era Globaalisasi. Era globalisasi
menimbulkan 2 dampak yaitu dampak positive dan negative. Dampak negative
globalisasi ada 2 yaitu cultural shock ( goncangan budaya ) dan cultural lag (
ketimpangan budaya ).
Sebagai Mahasiswa yang di anggap sebagai calon pemimin bangsa dan sebagai agen
perubah, banyak harapan dan saran yang muncul bagi mahasiswa tersebut. Dan
diharapkan mahasiswa dapat membawa Indonesia tidak terjerumus ke dalam damak
negative era globalisasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar