Sabtu, 03 Desember 2016

PEDOMAN SIKAP PERILAKU MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI



Tugas : Kelompok              
Dosen : Dra. Nurmiani Abidin, MH.
MAKALAH
ETIKA DAN PERILAKU
(PEDOMAN SIKAP PERILAKU
MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKFJ_PhR6CyD1YwslmW3SNMUhAISOrnUweVFjM4AkbP73V35cPF_8_C609dUXy-6oCMXUBRz24lr6ABBaNR2CFJ4iBQIOeu7TMxrN60nkCyP_H_KC_NBNLswlACwbYmNgeE_EXaZs1Rho/s1600/logo-unm-kop.jpg
 







KELOMPOK 5
KELAS : 2F
WIWIEK KARTIKASARI M.                                    14179247
PARWATI                                                      14179234
SRI ROSITA                                                   14179245
DWIYATNA INDAH SARI                            14179220
ADL MAREO JAELANI                                  14179274
WIRA EKO ZAKARIA                                   13179005

STIM NITRO MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Pedoman Sikap Perilaku Mahasiswa di Era Globalisasi”.

Dalam tiap Subbab dalam Makalah ini kami membahas materi informasi yang sesuai dengan materi yang diberikan. Makalah ini disajikan secara sistematis sehingga memudahkan mahasiswa untuk memahaminya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik serta kritik yang dapat membangun kami untuk menjadi lebih baik. Kritik yang konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



                                                                                               
Makassar, 7 Juni 2015



BAB I

PENDAHULUAN


            Saat ini kita sedang memasuki era globalisasi. Istilah ini berasal dari 2 kata yaitu era yang berarti tarikh masa atau yang sering kita sebut zaman dan globalisasi berarti proses menglobal, proses membulat,proses mendunia. Jadi zaman yang di dalamnya terjadi proses mendunia. Era globalisasi juga sering disebut dengan zaman modernisasi. Mochtar Buchori mengatakan :
Era globalisasi ialah proses yang mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional semata-mata ke arah cara hidup dengan wawasan global. Dalam wawasan ini dunia dipandang sebagai suatu sistem yang utuh, bukan sekedar sebagai kumpulan dari keping-keping geografis yang bernama ‘negara’ atau ‘bangsa’. Dalam situasi kehidupan yang bersifat global ini gejala dan masalah tertentu hanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik apabila mereka meletakkan dalam kerangka yang bersifat global, bukan dalam kerangka lokal, nasional atau regional. ( 1993 : 140 )
            Perdana Menteri Perancis François Fillon dalam haian Kompas mengungkapkan , “ Era globalisasi bukan hanya sekadar era yang terkait dengan pasar bebas dan kebebasan untuk memperkaya negara masing-masing, melainkan era globalisasi adalah era ketika hak asasi manusia dan demokrasi dijunjung tinggi. ” ( 2011 : 5 )
            Dengan adanya era globalisasi, di Indonesia sudah banyak terjadi perubahan – perubahan yang  terjadi. Mulai dari pola pikir , pakaian, pergaulan, kebiasaan dan lain – lain. Yang mungkin bisa dikatakan kebarat – baratan dan mungkin beberapa dari hal tersebut jauh dari nilai kesopanan.
            Segala sesuatu selalu memiliki dampak positive dan negative. Begitu pula dengan globalisasi. Dampak positive globalisasi bagi Negara kita adalah globalisasi membawa Indonesia kea rah kehidupan yang lebih damai, adil & sejahtera. Dampak negativenya ialah menimbulkan kecemasan karena telah mempangaruhi gaya hidup seperti yang telah disebutkan tadi. Dalam makalah ini, akan dibahas tentang apa yang harus dilakukan mahasiswa menghadapi dampak  dari era globalisasi ini.






BAB II
PEMBAHASAN
Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Miasalnya, di Indonesia pada Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.
PERAN MAHASISWA TERHADAP MASYARAKAT
Memahami seluk beluk hubungan antara manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat dan setelah menelaah peran mahasiswa terhadap masyarakat ini maka terlihat bahwa sikap yang mereka miliki dan sejauh mana mereka dapat dipengaruhi. Perlunya komunikasi dalam kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Peroses komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada komponen-komponen yang terlibat didalamnya, oleh karena itu untuk mencapai proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen-komponen penting yang sudah mutlak harus ada.
Dalam kegiatan bermasyarakat perlu adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat, artinya kegiatan ini akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang bermasyarakat (sepuluh orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang di komunikasikan. Komunikasi bermasyarakat bersifat transaksional, artinya komunikasi pada dasarnya menurut dau tindakan : memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut perlu dilakukan secara seimbang atau proporsioanal oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi bermasyarakat.
Bila ditinjau dari sisi bahan baku pembuatan sampah plastik dengan jumlah total konsumsi plastik dalam satu tahun maka dibutuhkan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon sebagai bahan baku dasarnya. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan jika ditnjau dari sudut pelestarian lingkungan, belum lagi ditambah dengan bahaya yang dapat ditimbulkan dari sampah produk berbahan plastik yang tidak didaur ulang dengan proses yang benar.
Program berbasis alam merupakan inisiatif dari mahasiswa yang kesuksesannya didukung oleh banyak pihak, terutama oleh masyarakat itu sendiri. Karena selain memberikan dampak yang baik pada lingkungan, program ini juga dapat menguntungkan masyarakat.



MAHASISWA: ANTARA STATUS DAN PERAN
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

Siapa Mahasiswa ?
Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berarti besar atau agung, sedangkan siswa berarti orang yang sedang belajar. Kombinasi dua kata ini menunjuk pada suatu kelebihan tertentu bagi penyandangnya. Di dalam PP No. 30 Tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu yaitu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Dengan demikian, mahasiswa adalah anggota dari suatu masyarakat tertentu yang merupakan “elit” intelektual dengan tanggung-jawab terhadap ilmu dan masyarakat yang melekat pada dirinya, sesuai dengan “tridarma” lembaga tempat ia bernaung.

Mahasiswa adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.

Dari identitas dirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyai tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial, dan tanggungjawab moral

Bagaimana bentuk peran mahasiswa?

• Peran dalam Memperdalam dan mengembangkan diri di dalam pembidangan keilmuan yang ditekuninya sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab intelektualnya.
• Merupakan jembatan antara dunia teoritis dan dunia empiris dalam arti pemetaan dan pemecahan masalah-masalah kehidupan sesuai dengan bidangnya.
• Merupakan dinamisator perubahan masyarakat menuju perkembangan yang lebih baik. (agen perubahan).
• Sekaligus merupakan kontrol terhadap perubahan sosial yang sedang dan akan berlangsung.

Potret peran Mahasiswa dalam pentas sejarah Indonesia
Peran dan posisi mahasiswa dalam perspektif kehidupan berbangsa dan bernegara, merupakan diskursus yang menarik sepanjang dinamika kehidupan mahasiswa. Hampir menjadi kenyataan yang lazim bahwa gerakan mahasiswa terutama di dunia ketiga memainkan peran yang sangat aktif pada posisi sentral di dalam perubahan sosial-politik, dan hampir tak satupun penguasa di negara-negara berkembang yang mengabaikan posisi sosial dan pentingnya representasi politik serta dampak aspirasi dari golongan muda berpendidikan tinggi ini. Sehingga para pemerhati sosial tidak mengabaikan fungsi mereka dalam sistem sosial politik baik di negeri maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia.
Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatikan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Banyak predikat yang disandang mahasiswa kaitannya dengan ideologi yang diperjuangkan, horison mahasiswa yang menempatkan pada posisi strategis inilah yang mungkin menjadikan fungsinya sebagai agent of social change dan man of analysis, menjadi jargon yang dimitoskan.
Dalam kurun waktu sejarah gerakan mahasiswa yang strategi dan menonjol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertama, terjadi pada kurun waktu 1910-an sampai dengan 1930, kedua pada era 1960-an.
Pada tahun 1940-an gerakan mahasiswa mengalami pergeseran peran, peran penggagas tidak lagi menonjol. Gerakannya lebih terfokus pada sebagai pendukung dan penerap dari ideologi yang sudah ada. Dekade 1950-an dunia mahasiswa kembali disegani, sekalipun kemandirian dan peran sebagai penggagas semakin menipis. Hal ini di latarbelakangi oleh dominannya peran politik profesional didalam kehidupan politik. Politisi sipil yang dominan saat itu berasal dari tokoh politik yang mengalami sosialisasi politik tahin 1910, 1930-an di kampus dalam dan luar negeri (Eropa). Pada era ini kampus sebagai lembaga lembaga pendidikan tinggi terbelenggu pengaruh politisi dari partai politik sebagai kekuatan dominan. Akibatnya, kampus dan mahasiswa mengikuti pola persaingan antar partai dan terpecah berdasarkan politik aliran.
Perjalanan Indonesia era 1910-an sampai 1950-an, menempatkan kekuatan sipil yang berasal dari kaum intelektual (mahasiswa) sebagai sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Akan tetapi sejak yahun 1960-an kekuatan militer muncul sebagai suatu sumber kepemimpinan bangsa yang dominan. Fungsi parpol bersama ormas pengikutnya sebagai sumber kepemimpinan merosot bersama penurunan peran politiknya. Namun yang perlu dicatat dalam sejarah gerakan mahasiswa, pada era 1960-an peran ideologi mahasiswa meningkat tajam. Gerakan idiologi masa ini, melahirkan angkatan 1966. Dekade 1960-an dengan angkatan 1966-nya telah membentuk identitas sosial mahasiswa sebagai sebuah kekuatan sosial politik. Persepsi dan konsepsi tentang peran sosial ini, terbentuk dan menguat sejalan dengan tegaknya hegemoni pemerintahan orde baru.
Di satu sisi lahirlah Orde Baru seiring dengan kehendak gerakan mahasiswa, sehingga gerakannya mendapat dukungan kekuatan-kekuatan establishment (ABRI). Disisi lain arus perubahan menuju terbentuknya keuatan orde baru sebenarnya berangkat dari keinginan militer dan teknorat untuk lebih memerankan diri dalam konstalasi kehidupan bangsa dan negara setelah melihat kebobrokan dan kegagalan kekuatan sipil pada pemerintahan demokrasi terpimpin. Keinginan militer ini diwujudkan dalam Doktrin Dwi Fungsi ABRI diaman ABRI disamping sebagai kekuatan HANKAM juga memiliki peran sosial politik.
Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana mahasiswa selalu menjadi motor penggerak perubahan. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini . Adapun peran mahasiswa dalam kehidupan sosial mastarakat yaitu :

Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya, tidak dapat memberikan contoh dan keteladanan yang baik dan telah meninggalkan amanah dan tanggung jawabnya sebagai kaum terpelajar. Jika hari ini kegiatan mahasiswa berorientasi pada hedonisme (hura – hura dan kesenangan), lebih suka mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu tentang peruban di negeri ini, dan jika hari ini mahasiswa lebih suka dengan kegiatan festival musik dan kompetisi (entertainment) dengan alasan kreatifitas, dibanding memperhatikan dan memperbaiki kondisi masyarakat dan mengalihkan kreatifitasnya pada hal – hal yang lebih ilmiah dan menyentuh kerakyat, maka mahasiswa semacam ini adalah potret “generasi yang hilang “yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan mahasiswa.
·        Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya. Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme ,dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya yang sistimatis untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat yang terjadi.
·        Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa itu lupa bahwa mahasiswa adalah insan akademik. Mahasiswa dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil. Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah .
Peran yang satu ini teramat sangat penting bagi kita, dan inilah yang membedakan kita dengan komonitas yang lain ,peran ini menjadi symbol dan miniatur kesuksesan kita dalam menjaga keseimbangan dan memajukan diri kita. Jika memang kegalan akademik telah terjadi maka segeralah bangkit,”nasi sudah jadi bubur maka bagaimana sekarang kita membuat bubur itu menjadi “ bubur ayam spesial “. Artinya jika sudah terlanjur gagal maka tetaplah bangkit seta mancari solusi alternatif untuk mengembangkan kemampuan diri meraih masa depan yang cerah di dunia dan akhirat.
·        Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini. Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai kejahatan terhadap negara. Pemerintahan Orba tidak segan-segan membumi hanguskan setiap orang-orang yang kritis dan berseberangan dengan kebijakan pemerintah yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Dan kebijakan ini terbukti ampuh memasung gerakan – gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk dengan kegiatan rutinitas kampus sehinngga membuat mahasiswa terpenjara oleh system yang ada.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran dalam diri kita dan lingkungan.
Dampak Globalisasi
            Banyak orang yang berbicara tentang globalisasi. Tetapi, tidak banyak juga yang mengetahui tentang globalisasi itu sendiri. Banyak orang yang tidak mengetahui dampak globalisasi secara dalam. Seperti yang dijelaskan diatas tadi, globalisasi tidak hanya membawa dampak positov bagi Indonesia tetapi juga membawa dampak negative. Dan makalah ini akan membahas tentang dampak negative tersebut. Dampak negative era globalisasi adalah cultural shock dan cultural lag.

Mahasiswa Era Globalisasi

            Sebelum membahas peran mahasiswa di era globalisasi, kita perlu mengetahui arti dari kata mahasiswa tersebut. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) . Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual. Menurut Hartono :
Mahasiswa merupakan masa depan suatu negara, yang memiliki sifat mutlak memajukan bangsa dan sesuai dengan aplikasi ilmu yg dimiliki serta menjadikan sesuatu inovasi menjadi acuan pemikiran sehingga mampu bersaing dengan negara lain sesuai dengan perkembangan zaman.Mahasiswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi, membawa nama almamater kampus mengikuti dinamika akademik dalam setiap periode dengan sistem semester. ( 2011 : 25 )
            Kita telah mengetehui sedikit apa itu mahasiswa. Selanjutnya akan di bahas menganai perannya di era globalisasi sekarang. Peran mahasiswa di era globalisasi adalah sebagai agent of change dan selain itu mahasiswa juga meruakan calon pemimpin di masa yang akan datang.
            Dalam era globalisasi ini banyak mahasiwa yang terjerumus dalam dampak negative dari era globalisasi yang telah disebutkan di atas. Karena mahasiswa sebagai agen perubahan dan pemimpin di masa depan, maka banyak harapan pada mahasiswa agar membentengi dirinya dari dampak negative yang terus menerus masuk ke Negara Indonesia tersebut. Heri mengatakan, “ Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktiv mahasiswa sebagai kekuatan moral, control social, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.” ( 2011 : 7 )
            Kepemimpinan mahasiswa saat ini ditunggu oleh masyarakat, baik saat ia masih mahasiswa maupun saat ia sudah menjadi alumi perguruan tinggi. Saat menjadi mahasiswa, kepemimpinan ini bisa dilatih dan dibentuk, adalah tanggung jawab lembaga kemahasiswaan untuk mampu menciptakan sebanyak-banyaknya mahasiswa yang memiliki karakter pemimpin dengan berbagai macam aktivitas.
            Diharapkan regenerasi kepemimpinan bisa terbentuk sehingga akan ada banyak calon pemimpin masa depan negeri ini. Selain itu, mahasiswa juga bisa memimpin masyarakat dengan membangun opini yang positif dan solutif sehingga memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk bergerak dan berubah. Hartono mengatakan ,” Pikiran serta ide intelektual muda merupakan buah pikiran emas dalam menyongsong pembangunan. “ ( 2011 : 25 )
            Negara Indonesia sangat berharap pada mahasiswa sekarang agar dapat membawa indoesia kedepannya , dan berharap mahasiswa bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk di era globalisasi ini. Harapan tersebut semoga dapat memotivasi mahasiswa agar dapat memiliki tanggung jawab terhadap bangsa ini ke depannnya . Menutur Dokter Johannes :
Harapan masyarakat pada mahasiswa adalah sesuatu yang wajar. Mengingat mahasiswa adalah calon intelektual, maka dengan demikian mahasiswa mendapat tugas dari masyarakat. ( 2007 : 227 )
            Banyak harapan untuk mahasiswa saat ini membawa Indonesia jauh dari dampak negative dari era globalisasi ke depannya.
           
           































BAB III

PENUTUP


            Saat ini Negara Indonesia sedang memasuki Era Globaalisasi. Era globalisasi menimbulkan 2 dampak yaitu dampak positive dan negative. Dampak negative globalisasi ada 2 yaitu cultural shock ( goncangan budaya ) dan cultural lag ( ketimpangan budaya ).
            Sebagai Mahasiswa yang di anggap sebagai calon pemimin bangsa dan sebagai agen perubah, banyak harapan dan saran yang muncul bagi mahasiswa tersebut. Dan diharapkan mahasiswa dapat membawa Indonesia tidak terjerumus ke dalam damak negative era globalisasi ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar