Rabu, 01 April 2015

Tanggung jawab sosial dan Etika Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Berita yang menggembirakan dari kalangan dunia usaha dewasa ini adalah semakin banyaknya jumlah organisasi yang menciptakan jabatan-jabatan baru yang berkaitan dengan lingkungan dalam jajaran pimpinan puncak mereka. Yang menjadi pusat perhatian para pimpinan tersebut adalah segala kegiatan perusahaan, dari program daur ulang yang dilakukan sampai ke kebijaksanaan jangka panjang perusahaan terhadap lingkungan. Ini semua menuntut keterampilan dari manajer ditambah kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai macam isu tentang peraturan dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan lingkungan.

Ide mengenai Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana tanggung jawab sosial berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.

Dalam makalah ini akan dibahas berbagai isu yang dihadapi organisasi/perusahaan yang menyangkut etika manajemen dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangunan lingkungannya, dll. Dan mengambil kasus dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tentang bagaimana cara melaksanakan tanggung jawab sosial serta etika manajemen akan dibahas lebih jelas lagi di bab selanjutnya.

B.   Identifikasi masalah
1.      Mengapa PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan?
2.      Strategi apa yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan?
3.      Apa yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam memenuhi etika manajemen?

C.   Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui alasan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.      Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
3.      Untuk mengetahui yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam memenuhi etika manajemen.






BAB II
PEMBAHASAN

A.     TANGGUNG JAWAB SOSIAL DARI ORGANISASI

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.

·        Lingkungan sebagai ruang lingkup kegiatan organisasi

Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya,baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhioleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apapun yang dilakukannya merupakan reaksi atas tuntunan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk memengaruhi lingkungannya. Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, organisasi bisnis perlu memiliki tanggung jawab atas perbaikan lingkungan masyarakan pada umumnya.

Sebagai contoh, perusahaan yang membuang limbah seenaknya pada dasarnya kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan massyarakat. Perusahaan seharusnya menyadari bahwa memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Tanggung jawab sosial ini berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, partisipasi dalam pembangunan lingkungan masyarakat. Dan lain sebagainya.

Menurut Hadirifian (GEGE ”live is adventure”: 2015) Tanggung jawab sosial adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Mereka yang berpandangan bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial menganggap bahwa banyak persoalan di masyarakat muncul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan yang dijalankan. Oleh karena masalah tersebut merupakan akibat dari kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan, maka perusahaan perlu untuk memikul tanggung jawab untuk penyelesaian masalah tersebut.

Mereka yang pro terhadap tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan menganggap bahwa perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga perlu juga untuk bersama-sama dengan masyarakat mewujudkan keadaan yang lebih baik. Di sisi lain mereka yang kontra terhadap tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab sosial karena pada dasarnya perusahaan tidak memiliki ahli-ahli khusus untuk menangani tanggung jawab sosial ini dalam perusahaan. Selain itu mereka beranggapan bahwa keterlibatan perusahaan yang terlalu jauh dalam tanggung jawab sosial justru akan memberikan kekuatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk dapat mengontrol masyarakat., padahal yang bertugas untuk mengontrol masyarakat adalah pemerintah.

Selain itu menurut Wiludjeng (2007), Tanggung jawab social dapat diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika dalam organisasi. Masyarakat bisnis memandang tanggung jawab social terdiri dari dua sisi yang berbeda. Pandangan yang pertama melihat bahwa organisasi harus melaksanakan tanggung jawab social karena organisasi merupakan bagian dari masyarakat, sehingga punya kewajiban untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pandangan pertama ini dapat disebut pandangan social ekonomi. Selain itu dengan dilaksanakannya tanggung jawab social diharapkan dapat meningkatkan image bisnis tersebut dimata masyarakat.
Sedangkan pandangan yang kedua berpendapat bahwa organisasi bisnis tidak perlu menjalankan tanggung jawab social karena akan timbul konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan social, karena pandangan kedua ini hanya menekankan pada laba yang diperoleh organisasi. Pandangan ini disebut pandangan klasik.

·        Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial

Mereka yang pro bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial meyakini bahwa sebagai bagian daari anggota masyarakat sudah semestinya perusahaan memliki tanggung jawab sosial. Namun, bagi mereka yang kontra beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab social karena pada dasarnya perusahaan tidak memiliki ahli-ahli khusus untuk menangani tanggung jawab social ini dalam perusahaan.

Selain itu, mereka beranggapan bahwa keterlibatan perusahaan yang terlalu jauh dalam tanggung jawab social justru akan memberikan kekuatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk dapat mengontrol masyarakat, padahal yang bertugas untuk mengontrol masyarakat adalah pemerintah. Mereka juga berpendapat bahwa pada dasarnya tujuan dari perusahaan adalah untuk meraih profit dan bukan untuk membantu masyarakat sebagaimana halnya yang dilakukan oleh berbagai lembaga social, seperti yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lain sebagainya.

Table Mengenai Beberapa Pandangan Tentang Tangggung Jawab Sosial Perusahaan :

NO.
Pandangan kelompok yang Pro terhadap CSR dari organisasi bisnis
NO.
Pandangan kelompok yang kontra terhadap CSR dari organisasi bisnis
1.
Kegiatan bisnis sering sekali menimbukan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
1.
Perusahaan tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang social dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan bertanngung jawab.
2.
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat , oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat
2.
Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungn masyarakat  justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat dan itu indikasi yang kurang baik secara social
3.
Perusahaan biasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat
3.
Akan banyak terdapat konflik kepentingan dari masyarakat jika perusahaan terlihat dalam aktivitas sosial
4.
Perusahaan adalah partner lingkungan social kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya
4.
Tujuan perusahaan bukan untuk motif social, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.

·        Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi membawa konsekuensi logis bahwa masyarakat semakin mudah untukmemperoleh informasi. Oleh karena itu, perusahan akan berhadapan dengan tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung jawab sosialseiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya.

Menurut Sule & Saefullah (2010), Ada Beberapa Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan :
1.      Strategi Reaktif (Reactive social responsibility strategy)
 Kegiatan bisnis yang melakukan Strategi Reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contohnya ; perusahan tembakau, di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara konsumsi rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker.
2.      Strategi Defensif (Defensive social responsibility strategi)
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Contohnya; perusahaan industry, yang menghindarkan diri dari tanggung jawab penanganan limbah bisa saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah kesungai ketika dilokasi perusahaan tersebut beroperasi.
3.      Strategi Akomodatif (Accommodative social responsibility strategy)
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan kesehatan,kebersihan dan lain sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial,namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Contohnya; perusahaan-perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena ada kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memerhatikan para pengusaha kecil.
4.      Strategi Proaktif (Proaktive social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi yang proaktif dalam tanggung jawab sosial mamandang bahwa tanggung jawab social adalah bagian dari tanggung jawab untuk mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial; membentuk model industry yang bertanggung jawab sosial. Misalnya; dengan membuat kegiatan khusus penanganan limbah,keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial di lingkungan masyarakat,atau dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakatdi lingkungan sekitar perusahaan


·        Manfaat Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial sebagai konsikuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya bukan tanpaalasan, karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihakseperti; perusahaan, masyarakat, dan pemerintah.
ü  Manfaat Bagi Perusahaan
1.    Munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.
2.    Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat.
3.    Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.

ü  Manfaat Bagi Masyarakat
1.      Beberapa kepentingan masyarakat akan diperhatikan oleh perusahaan
2.      Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
3.      Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di sektor perekonomian tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan, dll.

ü  Manfaat Bagi Pemerintah
1.    Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya.
2.    Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih baik akan mendapat partner dalam mewujudkannya.
3.    Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis

·        Masa Depan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan akan menghadapi tuntutan untuk terlibat lebih banyak dalam tanggung jawab social di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh penelitian empiris yang dilakukan oleh Vamos dan Power. Strategi proaktif dari perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab social tampaknya tidak dapat dihindarkan lagi di masa yang akan datang. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dari para eksekutif dan mahasiswa program bisnis menyatakan bahwa perusahaan perlu untuk lebih terlibat dalam tanggung jawab social, seperti keterlibatan dalam sector pendidikan, pemeliharaan kesehatan lingkungan dan masyarakat, pengangguran, dan lain-lain.



B.     KONSEP DASAR ETIKA MANAJEMEN
      Etika (ethics) adalah keyakinan pribadi seseorang mengenai apakah suatu perilaku, tindakan atau keputusan adalah benar atau salah. Hal-hal yang menentukan perilaku etis antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda. Masyarakat pada umumnya mengadopsi hokum formal yang merefleksikan standar etika umum-norma social dari penduduknya. Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial dengan banyak cara, tiga bidang yang perlu mendapat perhatian manajer antara lain: bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka, bagaimana karyawan memperlakukan organisasi mereka dan bagaimana perusahaan dan karyawan memperlakukan agen ekonomi lainnya.

      Etika manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial :
 1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi. Fakta bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak diterima karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau tidak mau mengambil resiko kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi diwajibkan melindungi kebebasan pribadi kayawannya.
2. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi
Sejumlah persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan organisai mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan secara potensial menguntungkan individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Untuk menjaga praktik seperti ini sebagian besar perusahaan melarang pembeli mereka untuk menerima hadiah dari pemasok. Mengungkapkan rahasia perusahaan juga jelas tidak etis. Karyawan yang bekerja di bisnis yang sangat kompetitif seperti elektronik, software, pakaian, mungkin tergoda untuk menjual informasi mengenai rencana perusahaan kepada competitor. Kejujuran juga masalah yang sering muncul termasuk menggunakan telepon perusahaan untuk membuat panggilan interlokal pribadi, mencuri perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.  
3. Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.
Agen-agen ekonomi yang berkepentingan : konsumen, competitor, pemegang saham, pemasok, dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisai dan agen-agen tsb yang rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan financial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan, penawaran dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.

·        Dimensi Etika dalam Manajamen
          Beberapa kasus dalam kegiatan bisnis akhir-akhir ini menimbulkan berbagai pertanyaan di seputar etika dalam bisnis. Apakah publikasi dari laporan keuangan di media massa yang pada kenyataannya berbeda dengan laporan keuangan perusahaan sesungguhnya termasuk ke dalam pembahasan ini. Apakah pemecatan ribuan pekerja PT DI, misalnya, memenuhi  kriteria etika dalam bisnis, dan lain sebagainya. Bagian terakhir dai bab ini secara umum akan membahas mengenai konsep dasar etika dalam manajemen yang sering kali disamakan dengan etika bisnis atau etika organisasi.
         Etika pada dasarnya, sebagaimana menurut Sule & Saefullah (2010), adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Etika dalam manajemen tidak saja berbicara apa yang baik dan buruk, apa yang benar dan apa yang salah, sehingga yang diperlukan dalam manajemen adalah orang baik dan bukan orang buruk. Etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya.
·        Nilai Personal Sebagai Standar Etika
  Nilai dan norma termasuk jarang sekali dibahas dalam manajemen, khususnya pewujudan nilai dan norma ini melalui personal atau orang-orang yang duduk dalam manajemen. Hal ini memunculkan perlunya pengkajian di seputar nilai personal atau personal values sebagai standar etika. Nilai (values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang memengaruhi cara pandang, cara berpikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai terminal dan nilai instrumental.
Terdapat dua jenis nilai personal atau personal values yang dianut oleh seseorang, yaitu nilai terminal (terminal value) dan nilai instrumental (instrumental value).
Ø  Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berpikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
Ø  Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berpikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.         

·        Pandangan empiris mengenai nilai personal
            Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 220 manajer, terdapat beberapa pandangan mengenai nilai personal yang senantiasa dimiliki oleh seseorang dalam melakukan kegiatannya. Secara umum nilai nilai tersebut adalah sebagai berikut.
            Untuk Nilai Terminal, maka responden beranggapan bahwa nilai nilai yang perlu untuk dimiliki adalah :
(1) kejujuran;
(2) tanggung jawab;
(3) kapabilitas;
(4) ambisi;
(5) indenpendasi.
Adapun untuk Nilai Instrumental,responden beranggapan bahwa nilai nilai yang biasanya mendominasi para pekerja adalah :
(1) penghargaan terhadap pribadi;
(2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja;
(3) kebebasan dan kemerdekaan;
(4) dorongan untuk meraih sesuatu;
(5) kebahagiaan.
Sekalipun hasil survey ini tidak dapat digeneralisasi untuk setiap keadaan, paling tidak kita bisa melihat bagaimana umumnya para pekerja memiliki nilai nilai dalam setiap pekerjaannya. Manfaat dari pengetahuan ini adalah manajemen dapat merencanakan dengan lebih baik bagaimana organisasi semestinya dikelola dan dijalankan.
·        Konflik nilai
Menurut Sule & Saefullah (2010), ada 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
      • KONFLIK INTERPERSONAL
     Pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antarindividu. Salah satu contohnya adalah mereka yang bekerja karena nilai abisi dalam dirinya untuk meraih sesuatu di tempat pekerjaannya, barangkali akan berbenturan dengan nilai kekeluargaan dimana, misalnya, keluarga menuntut sang pekerja untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarganya.
     • KONFLIK INDIVIDU-ORGANISASI
     Pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individuberbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan olehperusahaan.
     • KONFLIK ANTARBUDAYA
     Pada dasarnya merupakan konflik antarindividu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan. Contoh, seorang manajer Amerika yang memiliki nilai independensi, kebebasan, dan penghargaan pada pribadi, acapkali dianggap sebagai seorang yang individualistis, egois, dan tidak sensitive oleh kebanyakan orang Asia dan Eropa, pada saat mereka pada umumnya memiliki nilai kebersamaan, tolong enolong dan control individu.
·        Beberapa isu seputar etika
Diantara beberapa isu tersebut adalah :
1.      Penggunaan obat-obatan terlarang.
2.      Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
3.      Konflik kepentingan
4.      Pengawasan kualitas atau quality control
5.      Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6.      Penyelewengann dalam pencatatan keuangan
7.      Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
8.      Pemecatan tenaga kerja
9.      Polusi lingkungan
10.  Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11.  Penggunaan pekerja atau tenaga kerja dibawah umur
12.  Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan
13.  Dan lain sebagainya.
     Beberapa isu ini tak jarang terjadi dalam satu perusahaan, sehingga taktis perusahaan tersebut tidak dianggap menjalankan kegiatannya secara etis.
BAGAIMANA MENGUKUR ETIKA MANAJEMEN?
            Model penilaian etika tersebut memberikan panduan apakah sesuatu tindakan atau kegiatan memenuhi criteria atau tidak dapat dinilai dari 4 kriteria etika, yaitu dari sisi manfaat (benefits), pemenuhan hak-hak (rights), prinsip keadilan (justice), dan sifat pemeliharaan (caring). Sebagai contoh, sebuah tindakan manajer dalam pemberian insentif kepada pegawai yang berprestasi. Tindakan ini bisa dikatakan tindakan yang atis atau memenuhi criteria etika. Dari sisi manfaat, jelas semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai.
            Dari sisi pemenuhan hak-hak, jelas tindakan pemberian insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-memenuhi kretiria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi yang penerima insentif dia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi. Bagi yang tidak berprestasi, maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya. Dari sisi prinsip keadilan, jelas bahwa tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan, yaitu dengan memberikan perilakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam pekerjaannya. Dari sisi pemeliharaan, jelas pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi. Di sisi lain, juga tetap memelihara motivasi pegawai yang telah menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.
            Contoh yang pertama misalnya manajer memberikan insentif yang sama baik bagi pegawai yang berprestasi maupun tidak. Maka tindakan ini bisa dikatakan tidak memenuhi kriteria etika. Hal ini dikarenakan bahwa dari sisi manfaat dapat dikatakan bahwa seluruh pihak memperoleh manfaat melalui pemberian insentif. Akan tetapi, dari sisi pemenuhan hak maka tidak jelas apa yang menjadi hak pegawai dan bukan jika dilihat dari sisi  prestasi. Mereka yang berprestasi dan tidak tetap mendapatkan insentif yang sama. Sehingga tindakan sebaliknya ini tidak memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak semua pihak. Dari sisi prinsip keadilan tidak terpenuhi karena mereka yang tidak berprestasi tetap mendapatkan insentif yang sama dengan yang berprestasi, hal ini justru akan mendorong tidak terpenuhinya kriteria terakhir, yaitu sifat pemeliharaan terhadap semua pihak maupun organisasi itu.



C.     MENDORONG PELAKSANAAN ETIKA DALAM MANAJEMEN
Tidak dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagian bagian dari tanggung jawab social perusahaan perlu untuk di wujudkan di masa- masa mendatang. Ada beberapa hal yang mungkin dapat di lakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam  manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan tersebut, di antaranya adalah :
·        Pelatihan Etika (Ethics Training)
Dalam bisnis maupun dalam manajemen, perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada para pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga level terendah. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan yang menyangkut etika dan keterkaitannya dengan perwujudan lingkungan  sosial yang lebih baik.
·        Advokasi Etika (Ethical Advocates)
Etika Advokasi adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar-standar etika.
·        Standar Aturan Mengenai Etika Perusahaan (Code Of Ethics)
Implementasi dari Code  of Ethics ini akan sangat efektif jika  memenuhi dua syarat, yaitu pertama perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada public menganai code of ethics yang mereka jalankan. Sebagai contoh perusahaan Xerox menetapkan aturan bahwa perusahaan mereka akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan segala sesuatu terhadap consume, maupun tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga. Pernyataan spesifik ini mereka nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan khalayak ramai dan publisitas yang mereka lakukan. Syarat kedua agar code of ethics ini bias berjalan dengan efektif adalah perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui system pengawasan tertentu seperti reward and punishment system dan lain sebagainya. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncuk, code of ethics ini pun akan sulit untuk diimplementasikan.
·        Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan  secara lebih beretika adalah dengan melibatkan public dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-bowling (meniup peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan suatu kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan perusahaan cenderung membiarkan praktik tersebut untuk terus berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh anggota perusahaan kepada pihak public seperti media massa, lembaga swadaya masyarakat, ataupun pemerintah yang representative untuk menangani kasus-kasus seperti ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benera-benar memerintahkan kepentingan public, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi konseksuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat
·        Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
  1. Pendekatan utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.
  2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.
  3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bisa dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.



Saat kita menjalani hidup sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga masyarakat yang berkesadaran social, kita ingin melakukan apa yang benar secara moral, etis dan menurut hukum. Kata ethics berasal dari bahasa yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai-nilai yang menegaskan benar atau salah bagi seseorang atau suatu kelompok. Semua individu termasuk manajer harus bertanggung jawab perilaku yang memenuhi prinsip-prinsip yang benar dan salah yang telah diterima oleh masyarakat.pada masyarakat atas perilaku mereka. Untuk itu perilaku yang etis dapat didefinisikan sebagai perilaku yang memenuhi prinsip-prinsip yang benar dan salah yang telah diterima oleh masyarakat.
·        Etika dan Sifat-Sifat Dasar Pekerjaan Manajemen
Etika individu dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain pengaruh keluarga, factor situasi, nilai moral dan agama, pengalaman dan pengaruh dari teman. Definisi yang lebih luas lagi, etika berkaitan dengan hubungan organisasi dengan pihak luar maupun pihak dalam organisasi. Perhatian terhadap etika dalam organisasi dapat dibagi tiga:
1. Hubungan organisasi dengan karyawan, antara lain organisasi harus menyediakan system kompensasi yang adil dan layak berdasarkan peraturan yang berlaku, organisasi menyediakan kondisi kerja yang baik, adanya kesempatan karyawan untuk dipromosikan.
2. Hubungan karyawan dengan organisasi, antara lain bahwa karyawan harus berperilaku jujur dan loyal terhadap organisasi dalam arti dapat menjaga rahasia organisasi
3. Hubungan organisasi dengan pihak luar, berkaitan dengan bagaimana berperilaku yang etis terhadap konsumen, pesaing, pemerintah, pemegang saham, masyarakat, dll.
·        Intensitas Etika
Para manajer tidak sama dalam memperlakukan semua keputusan etika. Perbedaan keputusan yang akan diperlakukan adalah intensitas etika, yaitu seberapa besar perhatian seseorang pada permasalahan etika. Ketika menghadapi masalah-masalah dengan intensitas etika yang tinggi, manajer lebih berhati-hati atas dampak dari keputusan mereka kepada orang lain. Mereka mungkin memandang keputusan tersebut sebagai keputusan etika atau moral dari pada sekedar keputusan ekonomi. Mereka merasa lebih khawatir dalam melakukan “hal yang benar”.
Intensitas etika tergantung kepada enam factor, yaitu:
1.      Besarnya akibat adalah jumalh kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu keputusan etika. Makin banyak orang yang dirugikan atau semakin besar kerugian yang diderita oleh orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya.
2.      Kesepakatan social adalah kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai contoh, selain dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat apakah membunuh adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi atau hukuman mati.
3.      Kemungkinan akibat adalah kesempatan dimana sesuatu akan terjadi dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Misalnya, kamungkinan akibat adalah rokok. Kita tahu bahwa merokok akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung, penyakit kanker, paru-paru, impotensi, dan gangguan pada janin.
4.      Kesiapan sementara adalah waktu diantara tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya. Kesiapan sementara lebih kuat apabilamanajer harus memberhentikan karyawan minggu depan dibandingkan dengan tiga bulan kedepan.
5.      Kedekatan akibat adalah jarak social, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil keputusan dengan mereka yang terkena dampak dari keputusannya.
6.      Konsentrasi akibat adalah seberapa besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang. Misalnya, menipu 10 investor masing-masing senilai $10.000, menghasilkan konsentrasi akibat yang lebih besar dari pada menipu 100 investor dengan masing-masing senilai $1.000.




BAB III
STUDY KASUS

Ø PROFIL PERUSAHAAN

·        Sejarah Berdirinya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan indofood-logo.jpgsegar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.

  • Visi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
“Menjadi perusahaan Total Food Solutions Company”.
  • Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk   
1.      Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi
2.      Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan
3.      Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
4.      Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi
5.      Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan

·        Produk-produk PT. Indofoof Sukses Makmur Tbk
Beberapa produk yg diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk, diantaranya :

1.      Noodles ( Mie ) : Indomie, Supermie, Sarimi, Mie Sakura, Pop mie, Pop Bihun, Mie Telur Cap 3 Ayam.
2.      Milk ( Susu ) : Indomilk, Susu Kental Manis Cap Enak, Krimer Kental Manis Kremer, Krimer Kental Manis Tiga Sapi, Krimer Kental Manis Crima, Nice Yogurt, Orchid Butter, Indoeskrim
3.      Food Seasonings ( Penyedap Rasa ) : Indofood Bumbu Racik, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Piring Lombok, Bumbu Instan Indofood.
4.       Snack Foods ( Makanan Ringan ) : Chitato, Chiki Snack, JetZ, Qtela, Cheetos, Lays.
5.      Biscuit ( Biskuit ) : Trenz
6.      Nutrition & Special Foods ( Makanan Bernutrisi ) : Promina, SUN
7.      Flour ( Tepung Terigu ) : Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru.
8.       Cooking Oils & Fats ( Minyak ) : Bimoli, Simas palmia, Happy Salad Oil
9.      Pasta : La Fonte
10.  Syrup : Indofood Syrup
11.  Dll.

·        Distribusi produk  PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
            

Indofood’s Distribusi Group memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, menembus ke hampir setiap sudut nusantara. Selain produk-produk Indofood sendiri, indofood juga mendistribusikan produk-produk ke pihak ketiga. Jumlah poin saham telah diperluas secara agresif sejak tahun 2005, memberikan penetrasi yang lebih luas dan lebih dalam efisien melalui rantai pasokan dan pengiriman. Stock poin berlokasi di daerah-daerah dengan kepadatan tinggi gerai ritel, termasuk pasar tradisional, memungkinkan masing-masing titik saham untuk melayani wilayah geografis dekat ditetapkan dalam waktu sesingkat mungkin.
·        Sumber Daya Manusia PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus. Perseroan percaya bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.
Indofood akan terus berjuang sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik di semua tingkat staf dan manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga akan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk membantu semua divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar yang semakin kompetitif. Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun, sementara Program Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi lain dari perusahaan setelah peluncuran yang sukses di Memasak Minyak & Lemak dan Makanan Bumbu Divisi.
·        Strategi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan distribusi produk-produk hingga cepat dan tepat sampai ke masyarakat konsumen.
Ø ALASAN PT. INDOFOOD MELAKUKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PT. Indofood Sukses Makmur TBK memiliki gagasan untuk mengadakan penanaman pohon bagi anak SDN guna meningkatkan tingkat kecintaannya kepada lingkungan. Akan diselenggarakan bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Ini suatu bentuk kepedulian PT. Indofood Sukses Makmur kepada masyarakat dan lingkungannya sebagai salah satu pilar CSR (Corporate Social Responsibility).   
Niat dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan pendidikan dan kesehatan bagi lingkungan dan masyarakat. Mengapa kami memilih untuk mengajak serta siswa/siswi SDN dalam menanam pohon agar semenjak kecil mereka memiliki rasa kepedulaian yang besar terhadap lingkungannya. Dalam tanggung jawab sosial PT. Indofood Sukses Makmur ini mengadakan penanaman batang pohon sebanyak 150 di Pontianak, diantaranya 25 batang jambu, 25 batang kelapa, 25 batang sawo, 25 batang mangga dan 50 batang lengkeng.
Yang diharapkan akan bermanfaaat bagi masyarakat bukan hanya sebagai penghijauan, tapi juga sebagai peneduh, penyerapan air, dan dikala sudah berbuah dapat dikonsumsi bagi masyarakat setempat.
Agar acara ini dapat terlaksanakan maka PT. Indofood Sukses Makmur harus memutar akal agar dari setiap barang yang dijual akan disisihkan sebagian uangnya yang akan digunakan sebagai pengembangan tanggung jawab social kepada masyarakat.
Agar mendapatkan hasil yang banyak makan harus diadakan sosialisasi atau iklan yang memberitahukan bahwa ‘setiap pembelian makan kalian akan menyumbangkan sebagian untuk kepentingan lingkungan’. Hal ini juga bertujuan untuk masyarakat perduli akan melestarikan lingkungan dan bersedia membantu untuk kepentingan orang banyak.
Banyak sekali nilai tambah yang dihasilkan PT. Indofood Sukses Makmur dalam menjalankan pengembangan tanggung jawab social ini. Selain dapat turut serta mengajak masyarakat dalam mencintai lingkungan PT. Indofood juga menjadi usaha yang akan dipandang baik bukan hanya dari konsumen (masyarakat), namun juga berperan serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan.
         Memberikan pendidikan dan edukasi bagi siswa/siswi SDN semenjak kecil agar mencintai lingkungan dan alamnya guna kepentingan orang banyak dan jangka panjang. Serta memberikan keuntungan banyak bagi masyrakat sekitar khususnya masyarakat Pontianak karena akan menambah keindahan penghijauan kota yang membuat keasrian atau kesejukan. Juga pohon yang ditanam dapat menyerap atau menampung air jika musim kemarau datang maka masyarakat tidak terlalu terkena dampak kekeringan atau kesulitan mendapatkan air. Dan buah yang akan dihasilkan oleh pohon tersebut dapat dikonsumsi masyarakat.





Ø STRATEGI YANG DILAKUKAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR DALAM MELAKSANAKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan komitment utama Indofood dalam membantu komunitas dan memberi kontribusi yang optimal kepada masyarakat.
Pada tahun 2007, Indofood mengembangkan dan melaksanakan berbagai program yang didasarkan pada lima pilar utama dari filosofi CSR jangka panjang:
1.      Building Human Capital ( Membangun Kecerdasan Bangsa )

Jenis kegiatan :
-         Indofood Riset Nugraha
-         Pustaka Anak Nusantara
-         Baktimu Guru, Masa Depan Pertiwi
-         Establishment of quality schools in plantations

2.      Maintaining Social Cohesion ( Mempertahankan Kepedulian Sosial )

Jenis kegiatan :
-         Indofood Peduli
-         Posyandu Revitalization

3.      Strenghtening Economic Value ( Meningkatkan Nilai Ekonomi )

Jenis kegiatan :
-         Adopt Principles and Criteria for Sustainable Palm Oil Production
-         Tree Planting Initiatives
-         Waste Management

4.      Encouraging Good Governance (Mendukung Kepemerintahan)

Jenis kegiatan :
-         Bogasari Mitra Partnership
-         Development of SMEs in Aceh in conjunction with Swiss Contact
-         Partnerships with farmers

5.      Protecting The Environment ( Melindungi Lingkungan )

Jenis kegiatan :
-         Compliance with 3 countries rules
-         Best practice certifications : HACCP, GMP, ISO, Halal, SNI.

Ø YANG DILAKUKAN PT. INDOFOOD DALAM MEMENUHI ETIKA MANAJEMEN

Jumlah waktu istirahat di PT. Indofood Sukses Makmur sudah sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat 2 yang menyebutkan bahwa : “Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja, dan istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
PT. Indofood Sukses Makmur menyediakan fasilitas kesehatan untuk keselamatan dan kesehatan para tenaga kerjanya mulai dari tenaga kerja awal, berkala dan khusus yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur. Selain itu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Indofood Sukses Makmur menjalankan susunan organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertujuan untuk mengawasi jalannya system manajemen di perusahaan ini berjalan baik atau tidak. Karena jika tenaga kerjanya sehat maka kegiatan produksi juga akan berjalan dengan baik untuk memuaskan konsumen.
Produk indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan keamanan produk pangan.





KESIMPULAN
Jadi, menurut Sule & Saefullah (2010), Tanggung jawab social meupakan salah satu kegiatan yang perlu untuk dipehatikan oleh perusahaan. Sekalipun terdapat pro dan kontra menyangkut tanggung jawab social ini, akan tetapi tanggung jawab social dapat diterima secara logis karena peusahaan merupakan bagian dari lingkungan social masyarakat.
Bentuk-bentuk tanggung jawab social dapat berbagai macam, mulai dari tanggu jawab lingkungan internal perusahaan berupa perhatian kesejahteraan, kesehatan, maupun kepada pihak-pihak diluar perusahaan seperti masyarakat umum, penanganan lingkungan di sekitar perusahaan, dan lain sebagainya.
Tanggung jawab social terkait pula dengan dimensi etika dalam manajemen, karena pada dasarnya etika terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh individu dan masyarakat pada lingkungan tertentu di mana perusahaan menjalankan aktivitasnya.
Etika dalam manajemen sendiri di bangun atas dasar nilai-nilai yang dianut oleh personal dan masyarakat. Nilai personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Perusahaan dituntut untuk menjalankan kegiatan bisnis yang lebih beretika dikaitkan dengan adanya tanggung jawab social dari perusahaan.
Beberapa upaya dapat dilakukan perusahaan sehubungan dengan tanggung jawab sosialnya dan berupaya untuk mewujudkan kegiatan bisnis yang lebih etis, melalui kegiatan pelatihan etika, advokasi etika, peneapan standar etika dalam perusahaan, hingga pelibatan public dalam pengawasan kegiatan perusahaan agar dapat memenuhi standar-standar etika.
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang membantu memberikan pendidikan dan kesehatan bagi lingkungan dan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab social. . Selain dapat turut serta mengajak masyarakat dalam mencintai lingkungan PT. Indofood juga menjadi usaha yang akan dipandang baik bukan hanya dari konsumen (masyarakat), namun juga berperan serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar