BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Semakin
besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan
bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma
masyarakat. Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Berita
yang menggembirakan dari kalangan dunia usaha dewasa ini adalah semakin
banyaknya jumlah organisasi yang menciptakan jabatan-jabatan baru yang
berkaitan dengan lingkungan dalam jajaran pimpinan puncak mereka. Yang menjadi
pusat perhatian para pimpinan tersebut adalah segala kegiatan perusahaan, dari
program daur ulang yang dilakukan sampai ke kebijaksanaan jangka panjang
perusahaan terhadap lingkungan. Ini semua menuntut keterampilan dari manajer
ditambah kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai macam isu tentang peraturan
dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan lingkungan.
Ide mengenai
Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate Social Responbility
(CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana
tanggung jawab sosial berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari
para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun
mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan
pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Dalam
makalah ini akan dibahas berbagai isu yang dihadapi organisasi/perusahaan yang
menyangkut etika manajemen dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab
terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada
umumnya, partisipasi perusahaan dalam pembangunan lingkungannya, dll.
Dan mengambil kasus dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tentang bagaimana cara
melaksanakan tanggung jawab sosial serta etika manajemen akan dibahas lebih
jelas lagi di bab selanjutnya.
B. Identifikasi masalah
1. Mengapa
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan?
2. Strategi
apa yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan?
3. Apa
yang dilakukan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam memenuhi etika manajemen?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk
mengetahui alasan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan tanggung jawab
sosial perusahaan.
2. Untuk
mengetahui strategi apa yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Untuk
mengetahui yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam memenuhi etika
manajemen.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DARI ORGANISASI
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah
bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya.
·
Lingkungan
sebagai ruang lingkup kegiatan organisasi
Organisasi
bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya,baik lingkungan yang
secara langsung memengaruhi dan dipengaruhioleh kegiatan organisasi bisnis,
maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis.
Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari
bahwa apapun yang dilakukannya merupakan reaksi atas tuntunan dari lingkungan
atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk memengaruhi lingkungannya. Sebagai
bagian dari lingkungan masyarakat, organisasi bisnis perlu memiliki tanggung
jawab atas perbaikan lingkungan masyarakan pada umumnya.
Sebagai
contoh, perusahaan yang membuang limbah seenaknya pada dasarnya kurang
bertanggung jawab terhadap lingkungan massyarakat. Perusahaan seharusnya
menyadari bahwa memiliki tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility). Tanggung jawab sosial ini berupa tanggung jawab terhadap
kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, partisipasi
dalam pembangunan lingkungan masyarakat. Dan lain sebagainya.
Menurut
Hadirifian (GEGE ”live is adventure”: 2015) Tanggung jawab sosial adalah bentuk
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Mereka yang berpandangan bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial
menganggap bahwa banyak persoalan di masyarakat muncul sebagai akibat dari
kegiatan perusahaan yang dijalankan. Oleh karena masalah tersebut merupakan
akibat dari kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan, maka perusahaan perlu
untuk memikul tanggung jawab untuk penyelesaian masalah tersebut.
Mereka
yang pro terhadap tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan
menganggap bahwa perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga
perlu juga untuk bersama-sama dengan masyarakat mewujudkan keadaan yang lebih
baik. Di sisi lain mereka yang kontra terhadap tanggung jawab sosial yang harus
dipikul perusahaan beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam
tanggung jawab sosial karena pada dasarnya perusahaan tidak memiliki ahli-ahli
khusus untuk menangani tanggung jawab sosial ini dalam perusahaan. Selain itu
mereka beranggapan bahwa keterlibatan perusahaan yang terlalu jauh dalam
tanggung jawab sosial justru akan memberikan kekuatan yang lebih besar bagi
perusahaan untuk dapat mengontrol masyarakat., padahal yang bertugas untuk
mengontrol masyarakat adalah pemerintah.
Selain itu menurut Wiludjeng (2007), Tanggung
jawab social dapat diartikan sebagai wujud pelaksanaan etika dalam organisasi.
Masyarakat bisnis memandang tanggung jawab social terdiri dari dua sisi yang
berbeda. Pandangan yang pertama melihat bahwa organisasi harus melaksanakan
tanggung jawab social karena organisasi merupakan bagian dari masyarakat,
sehingga punya kewajiban untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pandangan
pertama ini dapat disebut pandangan social ekonomi. Selain itu dengan
dilaksanakannya tanggung jawab social diharapkan dapat meningkatkan image
bisnis tersebut dimata masyarakat.
Sedangkan pandangan yang kedua berpendapat
bahwa organisasi bisnis tidak perlu menjalankan tanggung jawab social karena
akan timbul konflik antara tujuan ekonomi dengan tujuan social, karena
pandangan kedua ini hanya menekankan pada laba yang diperoleh organisasi.
Pandangan ini disebut pandangan klasik.
·
Pro dan Kontra
Mengenai Tanggung Jawab Sosial
Mereka yang pro bahwa perusahaan perlu
memiliki tanggung jawab sosial meyakini bahwa sebagai bagian daari anggota
masyarakat sudah semestinya perusahaan memliki tanggung jawab sosial. Namun,
bagi mereka yang kontra beranggapan bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam
tanggung jawab social karena pada dasarnya perusahaan tidak memiliki ahli-ahli
khusus untuk menangani tanggung jawab social ini dalam perusahaan.
Selain itu, mereka beranggapan bahwa
keterlibatan perusahaan yang terlalu jauh dalam tanggung jawab social justru
akan memberikan kekuatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk dapat
mengontrol masyarakat, padahal yang bertugas untuk mengontrol masyarakat adalah
pemerintah. Mereka juga berpendapat bahwa pada dasarnya tujuan dari perusahaan
adalah untuk meraih profit dan bukan untuk membantu masyarakat sebagaimana
halnya yang dilakukan oleh berbagai lembaga social, seperti yayasan, lembaga
swadaya masyarakat, dan lain sebagainya.
Table Mengenai
Beberapa Pandangan Tentang Tangggung Jawab Sosial Perusahaan :
NO.
|
Pandangan
kelompok yang Pro terhadap CSR dari organisasi bisnis
|
NO.
|
Pandangan
kelompok yang kontra terhadap CSR dari organisasi bisnis
|
1.
|
Kegiatan
bisnis sering sekali menimbukan masalah, oleh karena itu sudah semestinya
perusahaan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
|
1.
|
Perusahaan
tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang social dan
kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan bertanngung jawab.
|
2.
|
Perusahaan
adalah bagian dari masyarakat , oleh karena itu sudah semestinya ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat
|
2.
|
Perusahaan
yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungn
masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat
dan itu indikasi yang kurang baik secara social
|
3.
|
Perusahaan
biasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan
masyarakat
|
3.
|
Akan
banyak terdapat konflik kepentingan dari masyarakat jika perusahaan terlihat
dalam aktivitas sosial
|
4.
|
Perusahaan
adalah partner lingkungan social kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga
pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya
|
4.
|
Tujuan
perusahaan bukan untuk motif social, akan tetapi untuk memperoleh profit dan
mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan
|
Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis
keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial
yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh
pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di
masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
·
Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari
Perusahaan
Perkembangan
yang pesat dalam teknologi informasi membawa konsekuensi logis bahwa masyarakat
semakin mudah untukmemperoleh informasi. Oleh karena itu, perusahan akan
berhadapan dengan tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung jawab
sosialseiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya.
Menurut
Sule & Saefullah (2010), Ada Beberapa Strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan :
1.
Strategi
Reaktif (Reactive social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan Strategi
Reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri
dari tanggung jawab sosial. Contohnya ; perusahan tembakau, di masa lalu
cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara konsumsi
rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker.
2.
Strategi
Defensif (Defensive social responsibility strategi)
Strategi defensif dalam tanggung
jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan
pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak
tanggung jawab sosial. Contohnya; perusahaan industry, yang menghindarkan diri
dari tanggung jawab penanganan limbah bisa saja berargumen melalui pengacara
yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen
bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah kesungai ketika
dilokasi perusahaan tersebut beroperasi.
3.
Strategi
Akomodatif (Accommodative social responsibility strategy)
Beberapa
perusahaan memberikan tanggung jawab sosial berupa pelayanan
kesehatan,kebersihan dan lain sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan
menyadari perlunya tanggung jawab sosial,namun dikarenakan adanya tuntutan dari
masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Contohnya;
perusahaan-perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan
pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena ada
kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif yang diambil setelah
pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memerhatikan para pengusaha
kecil.
4.
Strategi
Proaktif (Proaktive social responsibility strategy)
Kegiatan
bisnis yang melakukan strategi yang proaktif dalam tanggung jawab sosial
mamandang bahwa tanggung jawab social adalah bagian dari tanggung jawab untuk
mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial; membentuk model industry yang bertanggung
jawab sosial. Misalnya; dengan membuat kegiatan khusus penanganan
limbah,keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial di lingkungan masyarakat,atau
dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakatdi lingkungan sekitar
perusahaan
·
Manfaat Tanggung Jawab Sosial
Tanggung
jawab sosial sebagai konsikuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah
lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil
inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya bukan
tanpaalasan, karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat
dalam jangka panjang bagi semua pihakseperti; perusahaan, masyarakat, dan
pemerintah.
ü Manfaat Bagi Perusahaan
1.
Munculnya citra
positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.
2.
Kegiatan
perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif
bagi masyarakat.
3.
Selain membantu
perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat
membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
ü Manfaat Bagi Masyarakat
1.
Beberapa
kepentingan masyarakat akan diperhatikan oleh perusahaan
2.
Masyarakat akan memiliki pandangan baru
bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja
sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
3.
Hubungan masyarakat dan dunia bisnis
tak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak
yang tereksploitasi tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat
lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di sektor perekonomian tetapi juga
dalam sektor sosial, pembangunan, dll.
ü Manfaat Bagi Pemerintah
1.
Pemerintah pada
akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam
hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang
melanggarnya.
2.
Pemerintah
sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke
arah yang lebih baik akan mendapat partner dalam mewujudkannya.
3.
Sebagian tugas
pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan
atau organisasi bisnis
·
Masa
Depan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan akan menghadapi tuntutan
untuk terlibat lebih banyak dalam tanggung jawab social di masa yang akan
datang. Hal ini didukung oleh penelitian empiris yang dilakukan oleh Vamos dan
Power. Strategi proaktif dari perusahaan dalam kaitannya dengan tanggung jawab
social tampaknya tidak dapat dihindarkan lagi di masa yang akan datang. Dalam
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dari para
eksekutif dan mahasiswa program bisnis menyatakan bahwa perusahaan perlu untuk
lebih terlibat dalam tanggung jawab social, seperti keterlibatan dalam sector
pendidikan, pemeliharaan kesehatan lingkungan dan masyarakat, pengangguran, dan
lain-lain.
B. KONSEP DASAR ETIKA MANAJEMEN
Etika (ethics) adalah keyakinan
pribadi seseorang mengenai apakah suatu perilaku, tindakan atau keputusan
adalah benar atau salah. Hal-hal yang menentukan perilaku etis antara satu
orang dengan orang lain berbeda-beda. Masyarakat pada umumnya mengadopsi hokum
formal yang merefleksikan standar etika umum-norma social dari penduduknya.
Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial dengan banyak cara, tiga
bidang yang perlu mendapat perhatian manajer antara lain: bagaimana perusahaan
memperlakukan karyawan mereka, bagaimana karyawan memperlakukan organisasi
mereka dan bagaimana perusahaan dan karyawan memperlakukan agen ekonomi
lainnya.
Etika
manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan
dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi
pekerjaan manajerial dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi
perhatian khusus dari etika manajerial :
1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah dan
kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi. Fakta
bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak
diterima karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau
tidak mau mengambil resiko kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin
dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi diwajibkan melindungi
kebebasan pribadi kayawannya.
2. Bagaimana karyawan memperlakukan
organisasi
Sejumlah
persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan organisai
mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan secara potensial menguntungkan
individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Untuk menjaga praktik seperti ini
sebagian besar perusahaan melarang pembeli mereka untuk menerima hadiah dari
pemasok. Mengungkapkan rahasia perusahaan juga jelas tidak etis. Karyawan yang
bekerja di bisnis yang sangat kompetitif seperti elektronik, software, pakaian,
mungkin tergoda untuk menjual informasi mengenai rencana perusahaan kepada
competitor. Kejujuran juga masalah yang sering muncul termasuk menggunakan
telepon perusahaan untuk membuat panggilan interlokal pribadi, mencuri
perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.
3. Bagaimana karyawan dan perusahaan
memperlakukan agen ekonomi lain.
Agen-agen
ekonomi yang berkepentingan : konsumen, competitor, pemegang saham, pemasok,
dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisai dan agen-agen tsb
yang rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan
financial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan,
penawaran dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.
·
Dimensi
Etika dalam Manajamen
Beberapa kasus dalam kegiatan bisnis
akhir-akhir ini menimbulkan berbagai pertanyaan di seputar etika dalam bisnis.
Apakah publikasi dari laporan keuangan di media massa yang pada kenyataannya
berbeda dengan laporan keuangan perusahaan sesungguhnya termasuk ke dalam
pembahasan ini. Apakah pemecatan ribuan pekerja PT DI, misalnya, memenuhi kriteria etika dalam bisnis, dan lain
sebagainya. Bagian terakhir dai bab ini secara umum akan membahas mengenai
konsep dasar etika dalam manajemen yang sering kali disamakan dengan etika
bisnis atau etika organisasi.
Etika pada dasarnya, sebagaimana
menurut Sule & Saefullah (2010), adalah studi mengenai tanggung jawab moral
yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Etika
dalam manajemen tidak saja berbicara apa yang baik dan buruk, apa yang benar
dan apa yang salah, sehingga yang diperlukan dalam manajemen adalah orang baik
dan bukan orang buruk. Etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai
nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan kegiatan bisnis yang
dijalankannya.
·
Nilai
Personal Sebagai Standar Etika
Nilai dan norma termasuk jarang sekali
dibahas dalam manajemen, khususnya pewujudan nilai dan norma ini melalui
personal atau orang-orang yang duduk dalam manajemen. Hal ini memunculkan
perlunya pengkajian di seputar nilai personal atau personal values sebagai
standar etika. Nilai (values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal
yang memengaruhi cara pandang, cara berpikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai
terminal dan nilai instrumental.
Terdapat
dua jenis nilai personal atau personal values yang dianut oleh seseorang, yaitu
nilai terminal (terminal value) dan nilai instrumental (instrumental value).
Ø Nilai terminal
pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berpikir seseorang yang terwujud
melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
Ø Nilai instrumental adalah
pandangan dan cara berpikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima
oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
·
Pandangan
empiris mengenai nilai personal
Berdasarkan
hasil survey yang dilakukan terhadap 220 manajer, terdapat beberapa pandangan
mengenai nilai personal yang senantiasa dimiliki oleh seseorang dalam melakukan
kegiatannya. Secara umum nilai nilai tersebut adalah sebagai berikut.
Untuk
Nilai Terminal, maka responden beranggapan bahwa nilai nilai yang perlu untuk
dimiliki adalah :
(1) kejujuran;
(2) tanggung jawab;
(3) kapabilitas;
(4) ambisi;
(5) indenpendasi.
Adapun untuk Nilai Instrumental,responden
beranggapan bahwa nilai nilai yang biasanya mendominasi para pekerja adalah :
(1) penghargaan terhadap pribadi;
(2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja;
(3) kebebasan dan kemerdekaan;
(4) dorongan untuk meraih sesuatu;
(5) kebahagiaan.
Sekalipun hasil survey ini tidak dapat
digeneralisasi untuk setiap keadaan, paling tidak kita bisa melihat bagaimana
umumnya para pekerja memiliki nilai nilai dalam setiap pekerjaannya. Manfaat
dari pengetahuan ini adalah manajemen dapat merencanakan dengan lebih baik
bagaimana organisasi semestinya dikelola dan dijalankan.
·
Konflik
nilai
Menurut Sule & Saefullah (2010), ada
3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
• KONFLIK INTERPERSONAL
Pada dasarnya terjadi umumnya di dalam
individu dan antarindividu. Salah satu contohnya adalah mereka yang bekerja
karena nilai abisi dalam dirinya untuk meraih sesuatu di tempat pekerjaannya,
barangkali akan berbenturan dengan nilai kekeluargaan dimana, misalnya,
keluarga menuntut sang pekerja untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama
keluarganya.
• KONFLIK INDIVIDU-ORGANISASI
Pada dasarnya merupakan konflik yang
terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individuberbenturan dengan nilai yang
harus ditanamkan olehperusahaan.
• KONFLIK ANTARBUDAYA
Pada dasarnya merupakan konflik
antarindividu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh
adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga
organisasi yang bersangkutan. Contoh, seorang manajer Amerika yang memiliki
nilai independensi, kebebasan, dan penghargaan pada pribadi, acapkali dianggap
sebagai seorang yang individualistis, egois, dan tidak sensitive oleh
kebanyakan orang Asia dan Eropa, pada saat mereka pada umumnya memiliki nilai
kebersamaan, tolong enolong dan control individu.
·
Beberapa
isu seputar etika
Diantara
beberapa isu tersebut adalah :
1. Penggunaan
obat-obatan terlarang.
2. Pencurian
oleh para pekerja atau korupsi
3. Konflik
kepentingan
4. Pengawasan
kualitas atau quality control
5. Penyalahgunaan
informasi yang bersifat rahasia
6. Penyelewengann
dalam pencatatan keuangan
7. Penyalahgunaan
penggunaan asset perusahaan
8. Pemecatan
tenaga kerja
9. Polusi
lingkungan
10. Cara
bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11. Penggunaan
pekerja atau tenaga kerja dibawah umur
12. Pemberian
hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan
13. Dan
lain sebagainya.
Beberapa isu ini tak jarang terjadi dalam
satu perusahaan, sehingga taktis perusahaan tersebut tidak dianggap menjalankan
kegiatannya secara etis.
BAGAIMANA
MENGUKUR ETIKA MANAJEMEN?
Model penilaian etika tersebut
memberikan panduan apakah sesuatu tindakan atau kegiatan memenuhi criteria atau
tidak dapat dinilai dari 4 kriteria etika, yaitu dari sisi manfaat (benefits), pemenuhan hak-hak (rights), prinsip keadilan (justice), dan sifat pemeliharaan (caring). Sebagai contoh, sebuah tindakan
manajer dalam pemberian insentif kepada pegawai yang berprestasi. Tindakan ini
bisa dikatakan tindakan yang atis atau memenuhi criteria etika. Dari sisi manfaat, jelas semua pihak
bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai.
Dari sisi pemenuhan hak-hak, jelas tindakan pemberian insentif kepada
pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-memenuhi
kretiria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi yang penerima insentif dia
terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi. Bagi yang tidak
berprestasi, maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia
dapat menunjukkan prestasinya. Dari sisi
prinsip keadilan, jelas bahwa tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang
berprestasi memenuhi prinsip keadilan, yaitu dengan memberikan perilakuan yang
seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam pekerjaannya. Dari
sisi pemeliharaan, jelas pemberian
insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi. Di
sisi lain, juga tetap memelihara motivasi pegawai yang telah menunjukkan
prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.
Contoh yang pertama misalnya manajer
memberikan insentif yang sama baik bagi pegawai yang berprestasi maupun tidak.
Maka tindakan ini bisa dikatakan tidak memenuhi kriteria etika. Hal ini
dikarenakan bahwa dari sisi manfaat dapat dikatakan bahwa seluruh pihak
memperoleh manfaat melalui pemberian insentif. Akan tetapi, dari sisi pemenuhan
hak maka tidak jelas apa yang menjadi hak pegawai dan bukan jika dilihat dari
sisi prestasi. Mereka yang berprestasi
dan tidak tetap mendapatkan insentif yang sama. Sehingga tindakan sebaliknya
ini tidak memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak semua pihak. Dari sisi prinsip
keadilan tidak terpenuhi karena mereka yang tidak berprestasi tetap mendapatkan
insentif yang sama dengan yang berprestasi, hal ini justru akan mendorong tidak
terpenuhinya kriteria terakhir, yaitu sifat pemeliharaan terhadap semua pihak
maupun organisasi itu.
C.
MENDORONG
PELAKSANAAN ETIKA DALAM MANAJEMEN
Tidak
dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagian bagian dari tanggung jawab
social perusahaan perlu untuk di wujudkan di masa- masa mendatang. Ada beberapa
hal yang mungkin dapat di lakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan
untuk melaksanakan etika dalam
manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan tersebut, di
antaranya adalah :
·
Pelatihan
Etika (Ethics Training)
Dalam
bisnis maupun dalam manajemen, perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang
diberlakukan kepada para pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga
level terendah. Pembiasaan ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan
yang menyangkut etika dan keterkaitannya dengan perwujudan lingkungan sosial yang lebih baik.
·
Advokasi
Etika (Ethical Advocates)
Etika
Advokasi adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya
dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan
yang bertugas mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap
memenuhi standar-standar etika.
·
Standar
Aturan Mengenai Etika Perusahaan (Code Of Ethics)
Implementasi
dari Code of Ethics ini akan sangat
efektif jika memenuhi dua syarat, yaitu
pertama perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada public menganai code
of ethics yang mereka jalankan. Sebagai contoh perusahaan Xerox menetapkan
aturan bahwa perusahaan mereka akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan,
tidak akan memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan segala sesuatu terhadap
consume, maupun tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga.
Pernyataan spesifik ini mereka nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan
khalayak ramai dan publisitas yang mereka lakukan. Syarat kedua agar code of
ethics ini bias berjalan dengan efektif adalah perlu adanya dukungan dari tim
manajemen puncak melalui system pengawasan tertentu seperti reward and
punishment system dan lain sebagainya. Tanpa ada dukungan dari manajemen
puncuk, code of ethics ini pun akan sulit untuk diimplementasikan.
·
Keterlibatan
Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Upaya
lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan secara lebih beretika adalah dengan
melibatkan public dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak
beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-bowling (meniup
peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan suatu
kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan perusahaan cenderung membiarkan
praktik tersebut untuk terus berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh
anggota perusahaan kepada pihak public seperti media massa, lembaga swadaya
masyarakat, ataupun pemerintah yang representative untuk menangani kasus-kasus
seperti ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benera-benar
memerintahkan kepentingan public, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa
jika kegiatan tidak etis dilakukan perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi
konseksuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat
·
Pendekatan
Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap
perilaku etis :
- Pendekatan utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.
- Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.
- Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bisa dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok.
Saat kita menjalani hidup sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga masyarakat yang berkesadaran
social, kita ingin melakukan apa yang benar secara moral, etis dan menurut
hukum. Kata ethics berasal dari bahasa yunani ethos, yang berarti karakter.
Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai-nilai yang menegaskan benar
atau salah bagi seseorang atau suatu kelompok. Semua individu termasuk manajer
harus bertanggung jawab perilaku yang memenuhi prinsip-prinsip yang benar dan
salah yang telah diterima oleh masyarakat.pada masyarakat atas perilaku mereka.
Untuk itu perilaku yang etis dapat didefinisikan sebagai perilaku yang memenuhi
prinsip-prinsip yang benar dan salah yang telah diterima oleh masyarakat.
·
Etika
dan Sifat-Sifat Dasar Pekerjaan Manajemen
Etika individu dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain pengaruh keluarga, factor situasi, nilai moral dan agama,
pengalaman dan pengaruh dari teman. Definisi yang lebih luas lagi, etika
berkaitan dengan hubungan organisasi dengan pihak luar maupun pihak dalam
organisasi. Perhatian terhadap etika dalam organisasi dapat dibagi tiga:
1. Hubungan organisasi dengan karyawan, antara lain organisasi harus menyediakan system kompensasi yang adil dan layak berdasarkan peraturan yang berlaku, organisasi menyediakan kondisi kerja yang baik, adanya kesempatan karyawan untuk dipromosikan.
2. Hubungan karyawan dengan organisasi, antara lain bahwa karyawan harus berperilaku jujur dan loyal terhadap organisasi dalam arti dapat menjaga rahasia organisasi
3. Hubungan organisasi dengan pihak luar, berkaitan dengan bagaimana berperilaku yang etis terhadap konsumen, pesaing, pemerintah, pemegang saham, masyarakat, dll.
1. Hubungan organisasi dengan karyawan, antara lain organisasi harus menyediakan system kompensasi yang adil dan layak berdasarkan peraturan yang berlaku, organisasi menyediakan kondisi kerja yang baik, adanya kesempatan karyawan untuk dipromosikan.
2. Hubungan karyawan dengan organisasi, antara lain bahwa karyawan harus berperilaku jujur dan loyal terhadap organisasi dalam arti dapat menjaga rahasia organisasi
3. Hubungan organisasi dengan pihak luar, berkaitan dengan bagaimana berperilaku yang etis terhadap konsumen, pesaing, pemerintah, pemegang saham, masyarakat, dll.
·
Intensitas
Etika
Para manajer tidak sama dalam
memperlakukan semua keputusan etika. Perbedaan keputusan yang akan diperlakukan
adalah intensitas etika, yaitu seberapa besar perhatian seseorang pada
permasalahan etika. Ketika menghadapi masalah-masalah dengan intensitas etika
yang tinggi, manajer lebih berhati-hati atas dampak dari keputusan mereka
kepada orang lain. Mereka mungkin memandang keputusan tersebut sebagai
keputusan etika atau moral dari pada sekedar keputusan ekonomi. Mereka merasa
lebih khawatir dalam melakukan “hal yang benar”.
Intensitas etika tergantung kepada enam factor, yaitu:
Intensitas etika tergantung kepada enam factor, yaitu:
1. Besarnya
akibat adalah jumalh kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu
keputusan etika. Makin banyak orang yang dirugikan atau semakin besar kerugian
yang diderita oleh orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya.
2. Kesepakatan
social adalah kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai
contoh, selain dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat
apakah membunuh adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi
atau hukuman mati.
3. Kemungkinan
akibat adalah kesempatan dimana sesuatu akan terjadi dan mengakibatkan kerugian
bagi orang lain. Misalnya, kamungkinan akibat adalah rokok. Kita tahu bahwa
merokok akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung, penyakit kanker,
paru-paru, impotensi, dan gangguan pada janin.
4. Kesiapan
sementara adalah waktu diantara tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya.
Kesiapan sementara lebih kuat apabilamanajer harus memberhentikan karyawan
minggu depan dibandingkan dengan tiga bulan kedepan.
5. Kedekatan
akibat adalah jarak social, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil
keputusan dengan mereka yang terkena dampak dari keputusannya.
6. Konsentrasi
akibat adalah seberapa besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang.
Misalnya, menipu 10 investor masing-masing senilai $10.000, menghasilkan
konsentrasi akibat yang lebih besar dari pada menipu 100 investor dengan
masing-masing senilai $1.000.
BAB
III
STUDY
KASUS
Ø PROFIL PERUSAHAAN
·
Sejarah
Berdirinya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan
Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus
1990 yang diubah dengan Akta No.249
tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat
dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91
tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5
Agustus 1991, dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula
PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta
Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari
1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang
perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan
pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan
salah satu cabang dari PT Sanmaru Food
Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai
beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada
sebanyak 200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang
berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan.
Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar
di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung,
Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta,
Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari.
Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah
sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen
dalam keadaan segar
serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
- Visi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
“Menjadi
perusahaan Total Food Solutions Company”.
- Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
1.
Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan,
proses produksi, dan teknologi
2.
Menyediakan produk yang
berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau,
yang merupakan pilihan pelanggan
3.
Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional
4.
Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,
khususnya dalam bidang nutrisi
5.
Meningkatkan stakeholders’
value secara berkesinambungan
·
Produk-produk
PT. Indofoof Sukses Makmur Tbk
Beberapa produk yg diproduksi PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, diantaranya :
1.
Noodles
( Mie ) : Indomie, Supermie, Sarimi, Mie Sakura, Pop mie, Pop
Bihun, Mie Telur Cap 3 Ayam.
2.
Milk
( Susu ) : Indomilk, Susu Kental Manis Cap Enak,
Krimer Kental Manis Kremer, Krimer Kental Manis
Tiga Sapi, Krimer Kental Manis Crima, Nice Yogurt, Orchid
Butter, Indoeskrim
3.
Food
Seasonings ( Penyedap Rasa ) : Indofood Bumbu Racik, Sambal
Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Piring Lombok,
Bumbu Instan Indofood.
4.
Snack Foods ( Makanan Ringan ) : Chitato,
Chiki Snack, JetZ, Qtela, Cheetos, Lays.
5.
Biscuit
( Biskuit ) : Trenz
6.
Nutrition
& Special Foods ( Makanan Bernutrisi ) : Promina, SUN
7.
Flour
( Tepung Terigu ) : Cakra Kembar, Segitiga Biru,
Kunci Biru.
8.
Cooking Oils & Fats ( Minyak ) : Bimoli,
Simas palmia, Happy Salad Oil
9.
Pasta :
La Fonte
10.
Syrup :
Indofood Syrup
11.
Dll.
·
Distribusi produk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
|
Indofood’s Distribusi Group memiliki jaringan
distribusi yang paling luas di Indonesia, menembus ke hampir setiap sudut
nusantara. Selain produk-produk Indofood sendiri, indofood juga
mendistribusikan produk-produk ke pihak ketiga. Jumlah poin saham telah
diperluas secara agresif sejak tahun 2005, memberikan penetrasi yang lebih luas
dan lebih dalam efisien melalui rantai pasokan dan pengiriman. Stock poin
berlokasi di daerah-daerah dengan kepadatan tinggi gerai ritel, termasuk pasar
tradisional, memungkinkan masing-masing titik saham untuk melayani wilayah
geografis dekat ditetapkan dalam waktu sesingkat mungkin.
·
Sumber Daya Manusia PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dengan total tenaga kerja sekitar 62
ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah satu kelompok paling penting
dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan terus. Perseroan percaya
bahwa setiap karyawan memiliki kapasitas untuk berprestasi dan memberikan
kontribusi bagi keberhasilan tidak hanya perusahaan, tetapi bangsa itu sendiri.
Indofood akan terus berjuang
sepanjang tahun untuk lebih lanjut membina hubungan baik di semua tingkat staf
dan manajemen untuk saling menguntungkan. Program pelatihan juga akan bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam rangka untuk membantu
semua divisi dalam mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan di pasar yang
semakin kompetitif. Berbagai program pelatihan akan disajikan dalam setahun,
sementara Program Pengembangan Manajerial akan diperluas ke dalam divisi-divisi
lain dari perusahaan setelah peluncuran yang sukses di Memasak Minyak &
Lemak dan Makanan Bumbu Divisi.
·
Strategi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku untuk meningkatkan kualitas
produk, dan meningkatkan distribusi produk-produk hingga cepat dan
tepat sampai ke masyarakat konsumen.
Ø ALASAN PT. INDOFOOD MELAKUKAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
PT.
Indofood Sukses Makmur TBK memiliki gagasan untuk mengadakan penanaman pohon
bagi anak SDN guna meningkatkan tingkat kecintaannya kepada lingkungan. Akan
diselenggarakan bertepatan dengan Hari Anak Nasional. Ini suatu bentuk
kepedulian PT. Indofood Sukses Makmur kepada masyarakat dan lingkungannya
sebagai salah satu pilar CSR (Corporate Social Responsibility).
Niat dari
diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan pendidikan dan kesehatan
bagi lingkungan dan masyarakat. Mengapa kami memilih untuk mengajak serta
siswa/siswi SDN dalam menanam pohon agar semenjak kecil mereka memiliki rasa
kepedulaian yang besar terhadap lingkungannya. Dalam tanggung jawab sosial PT.
Indofood Sukses Makmur ini mengadakan penanaman batang pohon sebanyak 150 di
Pontianak, diantaranya 25 batang jambu, 25 batang kelapa, 25 batang sawo, 25
batang mangga dan 50 batang lengkeng.
Yang
diharapkan akan bermanfaaat bagi masyarakat bukan hanya sebagai penghijauan,
tapi juga sebagai peneduh, penyerapan air, dan dikala sudah berbuah dapat
dikonsumsi bagi masyarakat setempat.
Agar acara
ini dapat terlaksanakan maka PT. Indofood Sukses Makmur harus memutar akal agar
dari setiap barang yang dijual akan disisihkan sebagian uangnya yang akan
digunakan sebagai pengembangan tanggung jawab social kepada masyarakat.
Agar
mendapatkan hasil yang banyak makan harus diadakan sosialisasi atau iklan yang
memberitahukan bahwa ‘setiap pembelian makan kalian akan menyumbangkan sebagian
untuk kepentingan lingkungan’. Hal ini juga bertujuan untuk masyarakat perduli
akan melestarikan lingkungan dan bersedia membantu untuk kepentingan orang
banyak.
Banyak
sekali nilai tambah yang dihasilkan PT. Indofood Sukses Makmur dalam
menjalankan pengembangan tanggung jawab social ini. Selain dapat turut serta
mengajak masyarakat dalam mencintai lingkungan PT. Indofood juga menjadi usaha
yang akan dipandang baik bukan hanya dari konsumen (masyarakat), namun juga
berperan serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan.
Memberikan pendidikan dan edukasi bagi
siswa/siswi SDN semenjak kecil agar mencintai lingkungan dan alamnya guna
kepentingan orang banyak dan jangka panjang. Serta memberikan keuntungan banyak
bagi masyrakat sekitar khususnya masyarakat Pontianak karena akan menambah
keindahan penghijauan kota yang membuat keasrian atau kesejukan. Juga pohon
yang ditanam dapat menyerap atau menampung air jika musim kemarau datang maka
masyarakat tidak terlalu terkena dampak kekeringan atau kesulitan mendapatkan
air. Dan buah yang akan dihasilkan oleh pohon tersebut dapat dikonsumsi
masyarakat.
Ø STRATEGI YANG DILAKUKAN PT.
INDOFOOD SUKSES MAKMUR DALAM MELAKSANAKAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Program
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR) merupakan komitment utama Indofood dalam membantu
komunitas dan memberi kontribusi yang optimal
kepada masyarakat.
Pada tahun 2007, Indofood mengembangkan dan melaksanakan berbagai program yang didasarkan pada lima pilar utama dari filosofi CSR jangka panjang:
Pada tahun 2007, Indofood mengembangkan dan melaksanakan berbagai program yang didasarkan pada lima pilar utama dari filosofi CSR jangka panjang:
1.
Building
Human Capital ( Membangun Kecerdasan Bangsa )
Jenis kegiatan :
-
Indofood Riset Nugraha
-
Pustaka Anak Nusantara
-
Baktimu Guru,
Masa Depan Pertiwi
-
Establishment
of quality schools in plantations
2.
Maintaining
Social Cohesion ( Mempertahankan Kepedulian Sosial )
Jenis kegiatan :
-
Indofood Peduli
-
Posyandu
Revitalization
3.
Strenghtening Economic
Value ( Meningkatkan Nilai Ekonomi )
Jenis kegiatan :
-
Adopt
Principles and Criteria for Sustainable Palm Oil Production
-
Tree
Planting Initiatives
-
Waste
Management
4.
Encouraging
Good Governance (Mendukung Kepemerintahan)
Jenis kegiatan :
-
Bogasari
Mitra Partnership
-
Development
of SMEs in Aceh in conjunction with Swiss Contact
-
Partnerships
with farmers
5.
Protecting
The Environment ( Melindungi Lingkungan )
Jenis kegiatan :
-
Compliance
with 3 countries rules
-
Best
practice certifications : HACCP, GMP, ISO, Halal, SNI.
Ø YANG
DILAKUKAN PT. INDOFOOD DALAM MEMENUHI ETIKA MANAJEMEN
Jumlah waktu istirahat di PT. Indofood Sukses Makmur sudah
sesuai dengan UU No. 13 tahun 2003 pasal 77 ayat 2 yang menyebutkan bahwa : “Istirahat
antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam
terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja, dan
istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari untuk 5
hari kerja dalam 1 minggu.
PT. Indofood Sukses Makmur menyediakan fasilitas kesehatan
untuk keselamatan dan kesehatan para tenaga kerjanya mulai dari tenaga kerja
awal, berkala dan khusus yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur. Selain
itu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Indofood
Sukses Makmur menjalankan susunan organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertujuan untuk mengawasi jalannya system manajemen
di perusahaan ini berjalan baik atau tidak. Karena jika tenaga kerjanya sehat
maka kegiatan produksi juga akan berjalan dengan baik untuk memuaskan konsumen.
Produk indomie sudah
mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan
keamanan produk pangan.
KESIMPULAN
Jadi,
menurut Sule & Saefullah (2010), Tanggung jawab social meupakan salah satu
kegiatan yang perlu untuk dipehatikan oleh perusahaan. Sekalipun terdapat pro
dan kontra menyangkut tanggung jawab social ini, akan tetapi tanggung jawab
social dapat diterima secara logis karena peusahaan merupakan bagian dari
lingkungan social masyarakat.
Bentuk-bentuk
tanggung jawab social dapat berbagai macam, mulai dari tanggu jawab lingkungan
internal perusahaan berupa perhatian kesejahteraan, kesehatan, maupun kepada
pihak-pihak diluar perusahaan seperti masyarakat umum, penanganan lingkungan di
sekitar perusahaan, dan lain sebagainya.
Tanggung
jawab social terkait pula dengan dimensi etika dalam manajemen, karena pada
dasarnya etika terkait dengan nilai-nilai yang dianut oleh individu dan
masyarakat pada lingkungan tertentu di mana perusahaan menjalankan
aktivitasnya.
Etika
dalam manajemen sendiri di bangun atas dasar nilai-nilai yang dianut oleh
personal dan masyarakat. Nilai personal terdiri dari nilai terminal dan nilai
instrumental. Perusahaan dituntut untuk menjalankan kegiatan bisnis yang lebih
beretika dikaitkan dengan adanya tanggung jawab social dari perusahaan.
Beberapa
upaya dapat dilakukan perusahaan sehubungan dengan tanggung jawab sosialnya dan
berupaya untuk mewujudkan kegiatan bisnis yang lebih etis, melalui kegiatan
pelatihan etika, advokasi etika, peneapan standar etika dalam perusahaan,
hingga pelibatan public dalam pengawasan kegiatan perusahaan agar dapat
memenuhi standar-standar etika.
PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang membantu
memberikan pendidikan dan kesehatan
bagi lingkungan dan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab social. . Selain
dapat turut serta mengajak masyarakat dalam mencintai lingkungan PT. Indofood
juga menjadi usaha yang akan dipandang baik bukan hanya dari konsumen
(masyarakat), namun juga berperan serta membantu pemerintah dalam mengatasi
masalah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar