KEPEMIMPINAN (Leadership)
Dosen :
Panus, S.E., M.M.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1
KELAS : 4I
WIWIEK KARTIKASARI M. 14179247
FADILLAH NURUL MIFTAH 14179238
FADILLAH NURUL IFFAH 14179239
HARTINA 14179243
KIKI NUR FITRIANI 14179246
JULIA RATNA SARI 14179088
LULU SRI UTAMI 14179201
SEKOLAH TINGGI
ILMU MANAJEMEN
NITRO MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini pada mata kuliah Kepemimpinan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Kepemimpinan
Efektif”.
Dalam
tiap Subbab dalam Makalah ini kami membahas materi informasi yang sesuai dengan
materi yang diberikan. Makalah ini disajikan secara sistematis sehingga
diharapkan dapat memudahkan mahasiswa untuk memahaminya. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik serta kritik yang
dapat membangun kami untuk menjadi lebih baik. Kritik yang baik dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makassar,
29 April 2017
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................
2
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
3
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.....................................................................................................
4
B.
Rumusan Masalah................................................................................................
5
C.
Tujuan Penulisan..................................................................................................
5
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemimpin .......................................................................................... 6
B.
Pengertian Kepemimpinan...................................................................................
7
C.
Kepemimpinan Yang Efektif .............................................................................. 8
BAB
III : STUDI KASUS
A.
Biografi Sri Mulyani Indrawati........................................................................... 17
B.
Identifikasi Masalah............................................................................................ 22
C.
Solusi .................................................................................................................. 22
BAB IV : PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 25
B.
Saran ................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Melihat
dinamika kepemimpinan dalam dunia dewasa ini telah banyak mencerminkan dan
membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulilt untuk mencari
kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan
diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan public (masyarakat,
bangsa dan Negara).
Krisis
kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya kepedulian pada kepentingan
orang banyak,. Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang
menandai kekurangan ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak
merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari
pemecahan masalah bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan
dalam kebersamaan. Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari
pemimpin atau kader Pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab.
Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untukmenegakkan ketika
memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam
pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga,
masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini
tantangannya semakin kompleks dan rumit. Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi
hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan (John Adair, 2005 : 5).
Berbagai
hal dapat dilihat dari pemimpin yang mengakibatkan ketidakstabilan yang terjadi
secara radikal, yang mengurangi kepercayaan masyarakat, misalnya korupsi, dan tindakan amoral lainnya. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikutip oleh (Sugiono, 2005 : 12), yang mengatakan
bahwa seorang pemimpin yang mempunyai keegoisme yang tinggi, sehingga
menyebabkan ketidakharmonisan yang terjadi antara masyarakat dan pemimpin itu
sendiri.
Dengan
menaggapi masalah-masalah yang terjadi diatas maka sangat dibutuhkan figure
seorang pemimpin yang mampu untuk menjadi sumber pengharapan dalam melakukan
pembaharuan kepemimpinan yang efektif.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Pemimpin?
2. Apa
Pengertian Kepemimpinan?
3. Bagaimana
Kepemimpinan Yang Efektif?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Pemimpin
2. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kepemimpinan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Kepemimpinan Yang
Efektif
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
PENGERTIAN
PEMIMPIN
Beberapa
ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
·
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
·
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin
adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Seorang
pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak
memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai
pemimpin, dapat kami simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain.
B.
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Dari
beberapa sumber kepemimpinan didefinisikan berbeda-beda. Misalnya Chung dan
Megginson (1981, 280) mengatakan bahwa :
1. Kepemimpinan
adalah suatu alat manajemen. Para manajer melakukan kepemimpinan untuk
mempengaruhi para pegawai guna mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan
adalah suatu proses mempengaruhi orang-orang lain dengan maksud mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
3. Kepemimpinan
adalah suatu fenomena sosial yang komplek yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor
personal, interpersonal, dan organisasional yang meliputi sifat-sifat personal
pemimpin, perilaku pemimpin, dan faktor-faktor situasional.
Black
(dalam Irawati, 2004) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan melakukan
persuasi orang-orang lain untuk bekerjasama di bawah arahannya sebagai suatu
tim untuk menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu yang dirancang.
Ada beberapa istilah atau konsep yang perlu
digaris-bawahi dari definisi tersebut. Pertama, kepemimpinan sebagai alat
manajemen. Dalam konteks organisasi, kepemimpinan dipandang sebagai alat yang
digunakan oleh para manajer, pemimpin, kepala, ketua, direktur, dan apapun
sebutannya bagi pejabat yang bertanggungjawab mengelola suatu unit kerja atau
satuan organisasi. Alat untuk apa? Dalam hal ini kepemimpinan dimengerti
sebagai alat untuk mempengaruhi orang-orang lain atau pegawai.
Kedua, kepemimpinan sebagai kemampuan yang dimiliki
manajer dan pejabat lain sejenis itu. Kemampuan apa? Yaitu kemampuan melakukan
persuasi atau pendekatan pada orang-orang lain. Dikaitkan dengan
“mempengaruhi”, kiranya persuasi yang dilakukan itu juga dalam rangka untuk “mempengaruhi”
orang-orang lain/pegawai.
Ketiga, kepemimpinan sebagai kegiatan, pekerjaan,
proses yang dilakukan oleh manajer dan pejabat lain yang sejenisnya. Kegiatan,
pekerjaan, atau proses apa? Dari definisi tersebut di atas dapat dikatakan
secara jelas bahwa kegiatan, pekerjaan, atau proses itu adalah proses
mempengaruhi orang-orang lain atau kegiatan melakukan persuasi orang-orang
lain.
Dari definisi kepemimpinan di atas juga jelas
dinyatakan tujuan kepemimpinan, yang intinya adalah untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Jadi Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
C.
KEPEMIMPINAN
YANG EFEKTIF
a.
Pengertian
Kepemimpinan Yang Efektif
Seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak
hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan
berbagai sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi
merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif.
Sangat penting untuk dapat membedakan apa itu
kepemimpinan dengan kepemimpinan yang efektif. Untuk menilai efektif tidaknya
sebuah kepemimpinan di sebuah organisasi, kita harus melihat hasil dari
kepemimpinan itu sendiri. Kriteria yang biasa dijadikan patokan sebuah
kepemimpinan yang efektif adalah hasil kerjasama antar tiap unit di organisasi
tersebut dan prestasi sebuah organisasi yang dipimpinnya ataupun unit
bagiannya.
Seorang pemimpin yang dapat dikatakan efektif tidak
hanya bisa mempengaruhi bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi
agar para bawahannya bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi yang mereka
punya untuk suatu organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga tercipta suasana
dan budaya kerja yang positif.
Banyak hal yang menentukkan kesuksesan suatu
organisasi, dan salah satunya ialah kepemimpinan yang sedang berjalan dalam
suatu organisasi. Ia juga dapat menetukan sukses atau tidaknya organisasi
tersebut. Tentunya kepemimpinan tersebut ialah kepemimpinan yang efektif.
Berikut ialah aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin efektif, yaitu :
ü Menciptakan
Visi dan Misi yang Jelas dan Terarah
Tindakan awal bila kita ingin menjadi seorang
pemimpin efektif ialah menetukan visi dan misi yang jelas. Seorang pemimpin yang
efektif selalu dapat menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan
serta dapat memelihara standar organisasi. Dapat diibaratkan seorang pemimpin
efektif dapat melukis gambar garis akhir secara jelas. Pemimpin efektif harus
berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan oleh bawahan serta
organisasinya. Karena ia sadar bahwa ia tak bisa mengendalikan semesta alam
beserta isinya.
ü Berfokus
pada Kekuatan Sendiri, Orang lain, dan Organisasi
Setelah pemimpin menetapkan visi dan misi, selanjutnya
pemimpin efektif selalu berfokus pada beberapa kekuatan di luar kekuatan
sendiri. Kekuatan tersebut ialah kekuatan diri sendiri, kekuatan orang lain,
dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin efektif dapat membuat kekuatan
menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan. Itu sebabnya pemimpin
efektif diharuskan membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya,
terdapat ide-ide segar dari tiap pribadi dan melebur ke dalam akumulasi akal
yang kolektif, dan kreativitas individu-individu menjelma menjadi kreativitas
kolektif.
ü Berkarakter
dan Berani Mengambil Keputusan
Setelah berfokus pada kekuatan, aspek yang wajib
dimiliki oleh seorang pemimpin efektif ialah berkarakter dan berani. Pemimpin
efektif selalu memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Seorang
pemimpin juga memerlukan keberanian yang di atas rata-rata. Keberanian ini di
lakukan untuk membantu seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang
sulit.
ü Menanamkan
Rasa Loyalitas
Pemimpin efektif mengajarkan loyalitas bagi seluruh
bawahannya. Rasa loyalitas ini tidak didapatkan dengan cara dibeli atau
sejenisnya, sehingga seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha
keras. Dari rasa loyalitas ini, pemimpin dapat memberikan kepercayaan kepada
bawahan yang dianggap terbaik, sehingga kinerja bawahannya dapat meningkat.
Dengan demikian, pemimpin harus dapat mempraktikkan apa yang dikatakan dengan
bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian
masukan yang positif. Dari rasa loyalitas, pemimpin dapat memotivasi serta
dapat menginspirasi bawahannya. Sehingga moral bawahanya akan meningkat dan itu
akan menaikkan semangat kinerja mereka.
ü Pengetahuan
yang Luas
Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang
luas tentang kepemimpinan dan ilmu tentang ruang lingkup kerja profesinya. Ilmu
itu terdiri dari pengetahuan kognitif maupun skill/keterampilan. Suatu saat
nanti, seorang pemimpin akan dihadapkan pada situasi yang rumit dimana dia
harus mengambil keputusan yang tepat untuk menyelasaikan masalah organisasinya.
Dan dasar dari pengambilan keputusan tersebut adalah pengetahuan yang luas dan
kemampuan berpikir kritis yang ia miliki.
ü Kemampuan
Untuk Berkomunikasi
Komunikasi sendiri adalah inti dari kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan yang lebih untuk berkomunikasi ke
sesama teman maupun bawahannya. Karena komunikasi yang baik merupakan salah
satu strategi dalam mempengaruhi orang lain dan dapat juga menciptakan hubungan
yang positif antara bawahan dan atasan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang
baik.
ü Mempersiapkan
Pemimpin Masa Depan/Penerusnya
Di pundak para pemimpin hebat terdapat beban dan
tanggung jawab untuk mengembangkan seorang pemimpin yang akan memimpin
organisasi mereka di masa depan. Penerus kepemimpinan efektif merupakan kunci
bagi masa depan organisasi yang di pimpinnya saat ini. Tugas terakhir bagi
pemimpin efektif ialah menciptakan energi insani yang lebih baik dari mereka
untuk memimpin organisasinya di masa yang akan datang/regenerasi penerus.
Kepemimpinan efektif harus memberikan arahan dan
tuntunan terhadap kinerja semua bawahan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan antara tujuan perseorangan dan
organisasi mungkin akan renggang. Keadaan ini akan menimbulkan situasi dimana
perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu
keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaran-sasarannya
b.
Sifat
Kepemimpinan Yang Efektif
Sifat
kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
1. Intelegensi
yang tinggi (Intellegence)
2. Kematangan
jiwa social (social Maturity)
3. Motivasi
terhadap diri dan hasil (Inner motivation
and achievement drives)
4. Menjalin
hubungan kerja manusiawi (Human relation
attitudes)
Menurut
Ki Hajar Dewantara, sifat kepemimpinan meliputi 3 hal yaitu:
1. Ing
Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan), yang berarti seorang pemimpin di depan masyarakat harus mampu memberi contoh, memberi teladan
yang baik kepada para bawahan/pengikut.
2. Ing
Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa). Seorang pemimpin harus senantiasa ada ditengah-tengah
para pengikutnya dan mampu membangkitkan semangat para bawahan.
3. Tut
Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang). yang berarti seorang pemimpin dari belakang ia harus
mampu memberikan dorongan, memberikan pengaruh yang baik kepada para bawahan.
c.
Fungsi
Kepemimpinan Yang Efektif
Fungsi seorang pemimpin yang efektif adalah:
1. Membantu
mencapai sasaran organisasi
2. Menggerakan
anggota menuju sasaran tersebut
3. Mewujudkan
interaksi dan keterikatan antar individu
4. Memelihara
kekuatan dan kohesi anggota.
d.
Cara
menumbuhkan pemimpin yang efektif
“Panduan Kilat Untuk
Pemilik Kebun”
Delapan
prinsip pengembangan yang efektif antara lain:
1.
Pilihlah benih yang bagus. ”pilihlah
orang dengan potensi alamiah untuk bisa memainkan peran pemimpin”
2.
Siapkan tanahnya. “periksa kultur
perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau memandulkan tumbuhnya
kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
3.
Perkaya tanahnya dengan pupuk dan
air.”pastikan matahari yang membawa nilai-nilai baik: integritas”
4.
Rotasikan tanaman. “berikan kepada
pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
5.
Biarkan ladang tanpa tanaman: tidak
semua pohon berbuah setiap tahun. “berikan waktu kepada para pemimpin untuk
berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
6.
Lihat baik-baik dimana pohon akan tumbuh
subur. “seorang pemimpin yang sanggup berjuang dalam satu bidang atau sektor
mungkin juga dapat sukses dalam bidang atau sektor lain ”
7.
Buanglah bagian-bagian pohon yang mati.
Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja. “buanglah praktek-praktek dan
ide-ide yang tidak memberikan hasil”
8.
Biarkan akarnya tumbuh jauh kedalam
tanah.”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah” prinsip paling penting dalam
pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah mengangkat seseorang yang tidak
mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.
e.
Ciri-ciri
Kepemimpinan Yang Efektif
Hamlin
(2007) mendapatkan hasil yang mirip untuk kepemimpinan yang efektif;
berdasarkan risetnya di Inggris terhadap manajer-manajer di 4 organisasi sektor
publik
Perilaku Positif / Efektif
|
Perilaku Negatif / Tidak Efektif
|
|
|
BAB III
STUDI KASUS
A.
Biografi Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani Indrawati atau biasa
disingkat SMI lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum
menjabat Menteri Keuangan, dia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani sebelumnya
dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat Kepala
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani ditunjuk
menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia
menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko
Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Pada tahun
2010, Sri Mulyani menjadi tokoh yang hangat diperbincangan berkaitan dengan kasus Bank Century. Di
tengah penyelidikan terhadap Sri Mulyani tiba-tiba saja Bank Dunia menunjuknya
sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya
perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang
membawahi 70 lebih negara. (Sumber:Berirama.com, Wikipedia)
Pendidikan
:
·
Sarjana
Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta. (1981 – 1986)
·
Master
of Science of Policy Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA
(1988 – 1990)
·
Ph.D.
of Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA (1990-1992)
Prestasi
Sri Mulyani :
Sri Mulyani dinobatkan sebagai
Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18
September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga
terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes
tahun 2008 dan sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi
majalah Globe Asia bulan Oktober 2007, karena prestasinya yang meningkatkan
cadangan devisa Indonesia terus menembus
level tertingginya US$ 50 miliar. Pada
2008 bahkan cadangan devisa Indonesia sudah menembus US$ 60 miliar. Forbes juga
menilai, investasi asing terus menanjak setelah kepemimpinan SMI di Departemen
Keuangan yang dinilai gigih memberantas
korupsi di birokrasi, menciptakan insentif pajak dan mempermudah UU. Gelar dari
Forbes ini sekaligus melengkapi berbagai gelar sebelumnya. SMI pada Maret 2008
juga dinobatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di Asia oleh Singapore
Institute of International Affair (SIIA). (Topix.com, 2 September 2008).
Reformasi birokrasi adalah salah
satu hal penting yang dijalankan oleh Sri Mulyani selama masa jabatannya di
kementerian keuangan. Saat pelantikan
menteri keuangan pengganti SMI, Presiden SBY menyatakan salah satu tugas
menteri keuangan yang baru adalah
meneruskan reformasi perpajakan dan bea cukai yang telah dimulai oleh
SMI (Antara News.com, 20 Mei 2010). Agus Martowarjono, Menteri Keuangan
penggantinya menyatakan bahwa “SMI telah membangun landasan sistem yang kuat di
Kementerian Keuangan dan lingkungannya, dan akan meneruskan apa yang telah
dilakukan oleh SMI”.
SMI berhasil mencatat beberapa
prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi dan good governance. Salah
satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen
Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal
departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan
fiskal yang lebih baik di masa depan. SMI
juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari pajak selama
kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah
pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy diyakini
juga tidak terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal bagi beberapa
sektor dan komoditas yang berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga kerja,
adalah hasil penting lain yang dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak sebagai
salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. SMI juga berkomitmen dalam upaya
pembangunan keuangan daerah melalui desentralisasi fiskal dan juga bisa
bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat membelanjakan anggaran. Pada 2007, Depkeu mulai menerapkan sanksi
pada daerah-daerah yang kurang disiplin dalam mengelola APBD, seperti
keterlambatan penetapan APBD ataupun kegagalan dalam mengelola DAK. (Blog
Detik.com, 17 Agustus 2009)
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya
diakui di tingkat kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat
nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat
besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama
negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20.
Ada beberapa forum dalam lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif
Indonesia dan didorong oleh prakarsa Sri Mulyani, seperti forum Bali Dialogue
of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama
SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi
juga tulus. SMI dengan tegas, berani
mereformasi seluruh struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di
kementerian keuangan dan membuat banyak
terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, misalnya
keputusan menyelamatkan Bank Century (Vivanews, 5 Mei 2010). Sri Mulyani dinilai mampu menggawangi
perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia hingga
mampu melampaui krisis. “Di dalam pengelolaan ekonomi, Indonesia diakui
mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari sektor riil. Baik
dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang relative susah dilihat,
seperti masalah confident dan persepsi,” kata Sri Mulyani. “Dan diakui,
penyumbang terbesar dari kemajuan itu adalah dari Kementerian Keuangan,”
tambahnya lagi.
Menurut Bisnis.com, 5 Mei 2010,
kalangan ekonom menilai pengunduran diri
SMI sebagai Menteri Keuangan
menyusul posisi barunya sebagai pejabat tinggi di Bank Dunia merupakan solusi
terbaik di tengah tekanan poltik mengenai kasus Bank Century, kerja keras SMI
didukung oleh para pegawainya seperti yang mereka nyatakan dalam website Dirjen
Perbendaharaan (21 Mei 2010), ingin
tetap melanjutkan reformasi keuanganyang telah dimulai SMI. Dalam
kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak telah
melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base, dengan
melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi dengan menggunakan based marking
profiling, dan sisi governence tata kelola untuk mengurangi penyelewengan
maupun tindakan-tindakan yang tidak baik dari fiskus maupun wajib pajak. Di bidang perbendaharaan, sudah banyak
reformasi yang dilakukan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sehingga akan
ada percepatan treasury function, pelayanan yang baik mulai dari penggunaan
anggaran, pengelolaannya dan juga reportingnya,
B.
Identifikasi Masalah
1.
Gaya
kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Sri Mulyani? Bagaimanakah dampaknya
terhadap pemerintahan Indonesia?
2.
Hal
apa yang sebaiknya harus ditingkatkan oleh Sri Mulyani di masa mendatang dengan
gaya kepemimpinannya tersebut?
C.
Solusi
1.
SMI
menjalankan gaya kepemimpinan yang transaksional dan transformasional pada saat
yang bersamaan selama masa kepemimpinannya. Kepemimpinan transaksionalnya
terlihat pada saat dia menekankan agar
pegawainya bersikap terbuka, akuntabel dan melayani publik dan dia juga
memberikan peningkatan remunerasi sebagai imbalannya, sedangkan untuk
kepemimpinan transformasionalnya saat dia melakukan pembaharuan dan reformasi
birokrasi didepartemen-departemen yang dipimpinnya, dia memberikan contoh
tentang apa yang harus dilakukan, dia mendorong agar anak buahnya menjadi lebih
baik dan bertransformasi meninggalkan citra yang buruk, dia menginspirasi orang
banyak untuk mempertahankan inegritas dan etika yang baik sebagai pejabat
publik.
SMI juga telah membuktikan bahwa dia
mempunyai kualitas-kualitas dan ciri-ciri sebagai pemimpin yang efektif;
seperti berintegritas, beretika, mempunyai visi dan misi yang jelas, berani
membuat tindakan/keputusan, berani menempuh resiko, memberikan rewards dan
punishment, membawa dan melakukan perubahan, memenuhi target yang diharapkan,
dan bertanggung-jawab dan akuntabel atas keputusannya, serta masih banyak lagi
kualitas lainnya. Dari segi kompetensi inti atau skill, SMI memiliki
intelektualitas dan pengalaman dibidang perekonomian dan dunia internasional
yang sangat baik bahkan diakui oleh pihak internasional serta memiliki
kemampuan konseptual yang baik.
SMI berhasil mencatat beberapa
prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi dan good governance. Salah
satunya ialah keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen
Keuangan melalui terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal
departemen, upaya itu sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan
fiskal yang lebih baik di masa depan. SMI
juga berhasil meningkatkan penerimaan negara dari pajak selama
kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah
pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy diyakini
juga tidak terlepas dari perannya. Mulai diberikannya insentif fiskal bagi
beberapa sektor dan komoditas yang berpotensi ekspor ataupun menyerap tenaga
kerja, adalah hasil penting lain yang dihasilkan dalam rangka menjadikan pajak
sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi nasional. Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya
diakui di tingkat kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat
nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat
besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama
negara berkembang.
Para pegawai yang bekerja bersama
SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi
juga tulus. SMI dengan tegas, berani
mereformasi seluruh struktur keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di
kementerian keuangan dan membuat banyak
terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko yang tinggi, Mulyani
dinilai mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang
terbesar di dunia hingga mampu melampaui krisis.
2.
Hal
yang sebaiknya ditingkatkan oleh SMI dimasa mendatang adalah kenyataan bahwa
untuk mengatasi keadaan KKN di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama,
dia harus mendapatkan dukungan yang kuat dari sesama pejabat publik lainnya;
dia harus menggalang kekuatan dan solidaritas mulai dari orang-orang
disekitarnya dan juga orang-orang yang berada pada level yang sama, tanpa
mengorbankan integritas dan etika publik yang dimilikinya. SMI harus
mengusahakan sinergi antar golongan yang berbeda, hal ini tidak mudah tetapi
harus diupayakan untuk mendapatkan dukungan yang kuat dan total atas program
kerjanya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seorang
pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan
memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai konsekwensi
daripada keputusan yang diambilnya Tentunya dalam mengambil keputusan. Seorang
pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang mendalam dalam
proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin
yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala
tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan
sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan.
Kepemimpinan
efektif saat ini sangat diperlukan bagi semua organisasi. Karena ia tidak hanya
bisa mempengaruhi bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi agar
para bawahannya bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi yang mereka punya
untuk mencapai tujuan suatu organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga
tercipta suasana dan budaya kerja yang positif.
Rahasia
dalam kepemimpinan efektif adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya saja, bukan juga dari kecerdasannya, namun dari kekuatan dalam
dirinya/personality.
Seorang
pemimpin yang efektif selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri sebelum
memperbaiki orang lain. Kata pemimpin disini bukan sekedar gelar, jabatan, atau
nama saja yang diberikan dari luar organisasi. Melainkan sesuatu yang tumbuh
dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan itu sendiri lahir dari
proses-proses internal (leadership from the inside out).
B.
Saran
Sangat
diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.
Jika saja
Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Farchan. 2009. Kepemimpinan
Efektif Manajemen. Di akses 28 April 2017
Junia, Reni. 2014. Makalah Gaya
Kepemimpinan Presiden Di Indonesia. Di akses 28 April 2017
Harsono, Dian Lucky. 2010. Kepemimpinan
Yang Efektif Studi Kasus Sri Mulyani Indrawati. Di akses 28 April 2017
Ufie, Kasparina. 2009. Kepemimpinan
Yang Efektif. Di akses 28 April 2017
Oktriyanto, Dhany. 2011.
Kepemimpinan Yang Efektif. Di akses 28 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar