Rabu, 01 April 2015

KONSEP DIRI



Tugas : Kelompok              
Dosen : Dra. Nurmiani Abidin, MH.

MAKALAH
ETIKA DAN PERILAKU
(KONSEP DIRI)

KELOMPOK 5
KELAS : 2F
WIWIEK KARTIKASARI M.                                    14179247
PARWATI                                                      14179234
SRI ROSITA                                                   14179245
DWIYATNA INDAH SARI                            14179220
ADL MAREO JAELANI                                  14179
WIRA EKO ZAKARIA                                   13179005

STIM NITRO MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.
Tujuan pembelajaran
  Memahami defenisi konsep diri
  Mengidentifikasi langkah-langkang mempertahankan konsep diri
  Mengidentifikasi manfaat konsep diri
  Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
  Memahami komponen atau bagian dari konsep diri
  Mengidentifikasi hambatan dalam membangun konsep diri


BAB II
PEMBAHASAN
         SKENARIO

Kenapa Harus Aku ??
            Hani adalah seorang gadis yang manis, dia sekarang berumur 16 tahun. Hani anak ke-2 dari tiga bersaudara. Berbeda dengan kedua saudaranya hani tidak memiliki tubuh yang normal. Tubuhnya tidak mengalami penambahan ukuran sejak usia 6 thun. Hani saat ini hanya memiliki tinggi badan 100 cm. Hani yang duduk dibangku SMA kelas 1 sering dipandang sebelah mata oleh teman-temannya, tidak jarang dia juga mendapat ejekan karena gambaran dirinya yang tidak seperti remaja normal yang lainnya sehingga membuat harga dirinya terluka. Hani sering menangis setelah pulang ke rumah, “ Kenapa harus aku yang memiliki kondisi seperti ini ?? “ keluhannya, tetapi walaupun dia adalah seorang perempuan yang stunting, dia memiliki prestasi yang membanggakan. Dia selalu mendapat rangking sepuluh besar di kelasnya. Hani bertekad akan memperbaiki citra orang-orang terhadap dirinya dengan menjadi seseorang yang berhasil. Inilah ideal dirinya yang dia tanamkan di dalam hati sehingga dia akan terus berusaha mendapatkan apa yang dicita-citakan olehnya.

Terminologi
  Remaja normal => remaja yang bio, sosio, psiko, psikisnya sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan.
  Stunting => suatu keadaan fisik seseorang yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan.
  Citra diri => suatu pandangan atau anggapan baik atau buruk yang merupakan suatu nilai
  Ideal diri => sesuatu yang sudah sesuai proporsinya atau suah pas sesuai standarnya.
  Harga diri => suatu keadaan psikologis seseorang yang berhubungan dengan nilai-nilai atau suatu keadaan seseorang yang ingin diakui.

         Hipotesa yang muncul
1.      Mengapa kita harus memahami konsep diri ?
2.      Apa faktor penyebab seseorang mengalami perubahan harga diri ?
3.      Bagaimana cara kita mempertahankan atau merubah citra diri kepada yang lebih baik ?
4.      Apa yang akan terjadi apabila kita mengalami penurunan harga diri ?
5.      Bagaimana seorang yang stunting mempertahankan konsep dirinya?
6.      Bagaimana cara mempertahankan ideal diri ?

A.    DEFENISI KONSEP DIRI
Menurut para ahli :
  Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
  Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
  Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
  Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
  Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
  Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
B.     LANGKAH-LANGKAH MEMPERTAHANKAN KONSEP DIRI
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
“You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best you could in every way....”
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jikakita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita ??
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world” (The Buddha).
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah membangun konsep diri adalah :
1.      Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri
2.      Kembangkan pikiran positive thinking
3.      Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik
4.      Pro-aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive
5.      Menjaga keseimbangan hidup

C.    MANFAAT IDEAL DIRI DAN CITRA DIRI
1.      Rasa Percaya Diri
Bila anda mengetahui potensi diri anda, maka anda akan lebih percaya diri, dan inilah kunci utama keberhasilan seseorang.
2.      Semangat dan Gairah Hidup
Kalau anda mengetahui potensi diri anda, anda akan hidup lebih bersemangat dan penuh gairah.
3.      Keberanian
Ketika rasa percaya diri itu tumbuh, anda akan berani merealisasikan apa yang telah menjadi tujuan dan sasaran hidup anda. Anda akan berani mengambil resiko.
4.       Kebebasan
Ketika anda telah menemukan potensi diri serta merasa percaya diri, anda akan merasa hidup lebih bebas, bebas dari ketakutan dan keraguan.
5.      Harga Diri ( Self-Esteem )
Bila anda menerima keberadaan diri anda, menerima kelebihan maupun kekurangan diri anda, anda akan mencintai diri anda. Rasa cinta pada diri sendiri inilah yang menjadi landasan untuk menjadi diri sendiri. Dan ketika anda mampu menjadi diri sendiri, maka self-esteem anda akan meningkat.
6.       Kedamaian dan Kebahagiaan
Dengan menemukan siapa diri anda – menemukan citra-citra yang memadai, realistik dan positif – pintu kebebasan terbuka untuk anda, dimana anda akan bisa merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Anda bisa bahagia dengan keberadaan diri anda sendiri.
7.      Keberhasilan dalan hidup
Kunci keberhasilan dalam hidup adalah percaya pada diri sendiri, untuk mempercayai diri sendiri, kita perlu menggali dari dalam diri untuk menemukan potensi diri yang tersembunyi.
Dengan membangun citra diri yang memadai, realistik dan positif, sesungguhnya anda membangun jalan keberhasilan diri anda sendiri.

D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :
  citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik,
  bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi,
  umpan balik dari lingkungan,
  identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat,
  pola asuh orang tua.
Hurlock (1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri di antaranya adalah ;
  fisik,
  pakaian,
  nama dan nama panggilan,
  intelegensi,
  tingkat aspirasi,
   emosi,
   budaya,
   sekolah dan perguruan tinggi,
   status sosial ekonomi, dan keluarga.
Menurut Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam perspektif ini individu berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems, mesosystems, exosystems, dan macrosystems.

E.     KOMPONEN ATAU BAGIAN DARI KONSEP DIRI
1.        Identitas diri
       Peran yang berbeda, kesaran diri akan diri sendiri, pengenalan diri yang ada tentang internal individual.
2.        Citra diri
       Pandangan atau persepsi tentang diri kita sendiri, bukan penilaian orang lain terhadap dirinya.
3.        Harga diri
       Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri
4.        Ideal diri
       Suatu yang kita harapkan atau harapan individu terhadap dirinya yang akan dinilai oleh personal lain
5.        Peran
       Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas.

F.     HAMBATAN DALAM MEMBANGUN KONSEP DIRI
Potensi yang dimiliki seseorang bisa berkembang atau tidak, itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan dia berada. Beberapa hambatan yang sering terjadi dalam pengembangan potensi diri adalah sebagai berikut:
1.      Hambatan yang berasal dari lingkungan; Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.
2.      Hambatan yang berasal dari individu sendiri; Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri, ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan kemampuan membina tim yang rendah.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.Untuk membangun konsep diri kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar