Sabtu, 10 Juni 2017

Alat ukur Studi Kelayakan Bisnis



Alat ukur yang menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi adalah sebagai berikut :
1.      Payback period (PP)
Payback Period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi yang menggunakan aliran cash netto/proceed. Waktu yang diperlukan agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan jika, pay back period merupakan jangka waktu yang diperlukan agar dana investasi yang tertanam pada suatu kegiatan investasi dapat diperoleh kembali secara penuh/seluruhnya. Metode analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) inventasi yang akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (titik impas).
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam Pay Back Period, antara lain:
a.       Berapa lama harus membiayai proyek
b.      Kapan manfaat akan diperoleh
Rumus Pay Back Period
·         Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period = x 1 tahun


Ket :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-
mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
·         Rumus Pay Back Period jika kas pertahunnya jumlahnya sama
Payback Period =   x 1 tahun

Contoh Analisis :
·         Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya sama
     PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per tahun adalah $ 22.500, maka payback periodnya adalah:
            Payback Period =   x 1 tahun
                        Payback Period = x 1 tahun
                        Payback Period = 2 tahun
     Payback Period dari investasi tersebut adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun. Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang paling kecil.

·         Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
            PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan proceed sebagai berikut:
                 Tahun Proceed       Proceed Kumulatif
                 $ 50.000                  $ 50.000
                 $ 40.000                 $ 90.000
                 $ 30.000                 $ 120.000
                 $ 20.000                 $ 140.000
                 Maka payback periodnya adalah:
            Payback Period = x 1 tahun
                        Payback Period = 2+($ 100.000-$ 90.000)/($ 120.000-$ 90.000) x 1 tahun
                        Payback Period = 2+($ 10.000)/($ 30.000) x 1 tahun
                        Payback Period = 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan








2.      Average Rate of Return (ARR)
ARR adalah tingkat pengembalian investasi yang dihitung dengan mengambil arus kas masuk total selama kehidupan investasi dan membaginya dengan jumlah tahun dalam kehidupan investasi. Tingkat pengembalian rata-rata tidak menjamin bahwa arus kas masuk adalah sama pada tahun tertentu; itu hanya jaminan yang kembali rata-rata untuk tingkat rata-rata kembali.
ARR dapat dihitung dengan cara

ARR  =   

Contoh Analisis :
Proyek A membutuhkan dana Rp 280.000.000,- Umur eknominya 3 tahun dengan nilai sisa Rp 40.000.000, laba setelah pajak (EAT) selama 3 tahun berturut –turut adalah tahun 1 = Rp 40.000.000,- , tahun ke 2 = Rp 50.000.000 dan tahun ke 3 = Rp 30.000.000,- dari informasi tersebut dapat dihitung besarnya Accounting Rate Of Return sebagai berikut :
ARR =  = 0,25 = 25%.
Pengambilan keputusannya adalah apabila ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya.




3.      Net Present Value (NPV)
Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya  (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang ( Net Present Value).



Contoh Analisis :
·         Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
Arus Kas
1
17.500.000
2
19.000.000
3
20.500.000
4
22.000.000
5
24.500.000












Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
                  CF1     CF2        CF3              CFN
PV   =               +             +           +….+                - OI
                  (1+i)1   (1+i)2    (1+i)3          (1+i)n

NPV=    ∑ PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)

Tahun
(1)
Cash Flow
(2)
Intrest Rate
(3)
Present Value
(4) = (2)x(3)
1
Rp. 17.500.000
0,833
Rp. 14.577.500
2
Rp. 19.000.000
0,694
Rp. 13.186.000
3
Rp. 20.500.00
0,579
Rp. 11.869.500
4
Rp. 22.000.000
0,482
Rp. 10.604.000
5
Rp. 24.500.000
0,402
Rp. 9.849.000
Total present value
Original investment
Rp. 60.086.000
Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp.10.086.000












Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000

·         Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp.  juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.

Tahun
(1)
Cash Flow
(2)
Intrest Rate
(3)
Present Value
(4) = (2)x(3)
1
Rp. 25.000.000
0,833
Rp. 20.825.000
2
Rp. 25.000.000
0,694
            Rp. 17.350.000
3
Rp. 25.000.000
0,579
Rp. 14.475.000
4
Rp. 25.000.000
0,482
Rp. 12.050.000
5
Rp. 25.000.000
0,402
Rp. 10.050.000
Total present value
Original investment
Rp. 74.750.000
Rp. 50.000.000
Net Present Value
Rp. 24.750.000











Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
















4.      Internal Rate of Return (IRR)
Metode IRR adalah metode penilaian yang mengcari tingkat bunga (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang dari  aliran kas neto (present value of proceeds) dan investasi (initial Outlays).  Pada saat IRR tercapai maka besarnya NPV sama dengan nol.  Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan interpolasi NPV dari kutub (daerah) positif dan kutub negative kemudian dilakukan interpolasi (pencarian nilai selisih) sehingga diperoleh nilai NPV sama dengan nol.  Penggunaan metode IRR memiliki konsep yang indentik atau sama dengan penentuan besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga  jatuh temponya (yield to maturity).
Pengambilan keputusan dapat diterima dan ditolaknya suatu usulan investasi dengan metode IRR selaras dengan meode NPV, sekalipun metode IRR lebihsulit dibanding dengan metode NPV karena menggunakan cara coba-coba. Kesulitan ini  dapat diatasi dengan menggunakan kalkulator atau computer . Investasi dapat diterima jika besarnya IRR > dari tingkat bunga yang digunakan sebagai biaya modal dan sebaliknya ditolak jika IRR < dari tingkat bunga yang digunakan.
·         Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama.
Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 130.000.000 tanpa nilai sisa dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp. 21.000.000 selama 6 tahun.
Diasumsikan RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!
            Dicoba dengan faktor diskonto 10 %...
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV = (21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000
NPV = Rp 659.000,00
           

Dicoba dengan faktor diskonto 12 %
            NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal
NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) - 130.000.000
NPV = RP -6.649.000,00
            Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00...
Selisih Bunga
Selisih PV
Selisih PV dengan OI
10%
130659000
130659000
12%
123351000
130000000
2%
7308000
659000
Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya dilakukan Interpolasi sbb :




IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%
IRR = 10,18%
Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak
Karena IRR < 13 %


·         Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.  
Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :     
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16% 
Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,8621                          Rp.51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,7432                          Rp37.160.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,6417                          Rp25.668.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,5523                          Rp19.330.500
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6419                          Rp17.973.200
Total PV                                                                                 Rp100.131.700
Investasi Awal                                                                       Rp150.000.000
Net Present Value                                                                 -Rp49.868.300

Dicoba dengan faktor diskonto 10%
            Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,9090              Rp54540000
Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,8264              Rp41.320.000
Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,7513              Rp30.052.000
Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,6830              Rp23.905.000
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6209              Rp17.385.200
Total PV                                                                     Rp167.202.200
Investasi Awal                                                           Rp150.000.000
Net Present Value                                                     Rp17.202.200

Perhitungan interpolasi :
Selisih Bunga
Selisih PV
Selisih PV dengan Investasi Awal
10%
Rp167.202.200
Rp167.202.200
16%
Rp100.131.700
Rp150.000.000
6%
Rp67.070.500
Rp17.202.200
           


IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %
IRR = 11,5388 %
            Kesimpulan :
Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%
           


5.      Profitability Index (PI)
Metode PI adalah metode yang memiliki hasil keputusan yang sama dengan metode NPV artinya suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika menggunakan metode profitability.  Formula metode PI adalah
Pengambilan keputusan jika PI > 1 maka rencana investasi layak diterima, jika PI < 1 maka rencana investasi tidak layak diterima.
Contoh Analisis :
TAHUN
EAT
DEPRESIASI
PROCEED
DF (10%)
PV of PROCEED
1
15.000.000
5.000.000
20.000.000
0.909
18.180.000
2
14.000.000
5.000.000
19.000.000
0.826
15.694.000
3
13.000.000
5.000.000
18.000.000
0.751
13.518.000
4
12.000.000
5.000.000
17.000.000
0.683
11.611.000
5
11.000.000
5.000.000
16.000.000
0.621
9.936.000
6
10.000.000
5.000.000
15.000.000
0.564
8.460.000
7
9.000.000
5.000.000
14.000.000
0.513
7.182.000
8
8.000.000
5.000.000
13.000.000
0.467
6.071.000
9
7.000.000
5.000.000
12.000.000
0.424
5.088.000
10
6.000.000
5.000.000
11.000.000
0.386
4.246.000

PV of Proceed
99.986.000
PV of Outlays
50.000.000
NPV
49.986.000



PI         = PV of Proceed / PV of Outlays
            = 99.986.000 / 50.000.000
            = 1,99972
            = 2
PV Of Proceed didapat dari hasil perhitungan NPV.
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan diatas PI didapat 2 lebih besar dari 1, sehingga usulan proyek          tersebut dapat diterima.













6.      Break Event Point (BEP)
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya)
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP  adalah :
a.       Alat perencanaan untuk hasilkan laba
b.      Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
c.       Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
d.      Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti
Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini
Untuk menghitung BEP kita bisa hitung dalam bentuk unit atau price tergantung untuk kebutuhan
·         Atas dasar unit
BEP (Q) =
Ket :
P = Harga jual/unit
V = Biaya Variabel/unit
FC = Biaya tetap
·         Atas dasar sales dalam rupiah
BEP (P) =
Keterangan:
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel per unit
S = Penjualan

Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.
Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara proposional dengan perubahan volume produksi
    Contoh Analisis :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
BEP (Q) =
                                 =        
         = 5.000 unit
            BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
      BEP (P) =
Ket :
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q  = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC)        = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000
BEP (P) =
                   =    
                               = Rp 500.000